Sudah Saatnya Indonesia Desak Tiongkok Hentikan Pelanggaran HAM Terhadap Etnis Uighur

Fahira menyatakan jika Indonesia masih terus diam, bukan tidak mungkin eksistensinya sebagai negara demokrasi dan berpenduduk Muslim terbesar di dunia, serta menjunjung tinggi penegakan HAM akan diabaikan bahkan dikucilkan komunitas internasional.
Banyaknya investasi Tiongkok di Indonesia seharusnya dipandang sebagai ketergantungan mereka akan besarnya potensi ekonomi di Tanah Air. Bukan malah sebaliknya yaitu ketergantungan Indonesia terhadap Tiongkok.
Dengan begitu, Indonesia tidak perlu ragu apalagi takut mendesak Tiongkok menghentikan dugaan pelanggaran HAM yang dilakukannya terhadap etnis Uighur dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang.
Bahkan sebagai negara Muslim yang moderat dengan berbagai pengalaman panjangnya, Indonesia seharusnya bisa memberi pamahaman terkait Islam kepada Tiongko sehingga kebijakan mereka terhadap etnis Uighur dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang tidak lagi bersifat represif.
“Indonesia dengan negara mana pun yang berinvestasi di negeri ini, sebesar apa pun investasi yang mereka gelontorkan, posisinya adalah setara. Kita tidak perlu ragu apalagi takut mengkritik bahkan mengecam negara tersebut jika memang kebijakan negaranya mengabaikan nilai-nilai HAM,” pungkas wakil ketua Badan Pengkajian MPR ini.(boy/jpnn)
Indonesia seharusnya bisa memberi pamahaman terkait Islam kepada Tiongko sehingga kebijakan mereka terhadap etnis Uighur dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang tidak lagi bersifat represif.
Redaktur & Reporter : Boy
- Peringati Hari Raya Idulfitri 1446 H, Sultan: Mari Kita Saling Memaafkan dan Mendukung Dalam Pengabdian
- Semester Pertama Sebagai Anggota DPD RI, Dr Lia Istifhama Kembali Raih Award, Selamat
- Sultan Apresiasi Pemerintah Lakukan Transfer Tunjangan Guru ASN Secara Langsung
- Pererat Silaturahmi Antarstaf, FOKUS DPD RI Gelar Buka Puasa Bersama
- Ketua DPD RI Sultan B Najamudin Serahkan Bantuan untuk Korban Banjir di Bekasi
- Sultan Apresiasi Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat