Sudah Tak Kuat, Palestina Minta Bantuan DK PBB
jpnn.com, JERUSALEM - Bagi Palestina, pagar besi dan penambahan personel keamanan Israel adalah bentuk intimidasi.
Karena itu, meski Israel akhirnya mencopoti detektor metal yang terpasang di akses kompleks Al Aqsa, mereka tidak akan masuk hingga kondisi kembali seperti sediakala.
Yakni, sebelum adanya bentrok pada 14 Juli yang akhirnya dijadikan dalih pemerintahan PM Benjamin Netanyahu untuk membatasi gerak warga Palestina beribadah di Masjidilaqsa.
Dalam bentrok tersebut, dua polisi tewas ditusuk. Israel langsung bereaksi berlebihan.
Masjidilaqsa ditutup hingga 2 hari. Lalu, alat detektor metal dipasang di lima dari tujuh akses masuk Haram Al Sharif, kawasan tempat Masjidilaqsa.
Setelah mendapat tekanan dari berbagai pihak, Isarel setuju melepasnya pada Selasa (25/7).
Namun, pagar besi dan kamera pengawas alias CCTV tetap dipertahankan. Selain itu, penjaga bersenjata lengkap ditambah.
Kondisi tersebut tentu saja membuat warga Palestina tidak nyaman jika ingin beribadah.
Bagi Palestina, pagar besi dan penambahan personel keamanan Israel adalah bentuk intimidasi.
- Cegah Salah Sasaran, Gerakan Boikot Harus Disertai Legitimasi Syariat yang Kuat
- Seorang Ibu Tolak Belikan Anak Snack Terafiliasi Israel Viral, Dapat Respons Positif
- GP Ansor Kecam Israel Lakukan Genosida di Levant, Desak PBB Bertindak
- Pertemuan Intelektual Indonesia dengan Presiden Israel Dinilai Meninggalkan Kisruh
- YKMI Apresiasi Liga Arab yang Putuskan Boikot Produk Terafiliasi Israel
- Israel Bantai Warga Palestina yang Menunggu Bantuan, Indonesia: Apa Ini Belum Cukup?