Sudah Tarik Pasukan dari Afghanistan, Amerika Sekarang Panik Lihat Taliban Tak Terkalahkan
Kemlu mengatakan mereka juga akan mempercepat penerbitan visa imigrasi khusus bagi warga Afghanistan yang telah membantu pemerintah AS di negara itu.
Pemerintah Inggris mengatakan akan mengerahkan sekitar 600 tentara untuk mengeluarkan warga negara mereka dan penerjemah lokal Afghanistan.
Ketika PBB memperingatkan bahwa serangan Taliban yang makin mendekati ibu kota Kabul akan menjadi "malapetaka bagi warga sipil", AS dan Jerman mendesak semua warga negara mereka untuk meninggalkan Afghanistan secepatnya.
Di Qatar, utusan khusus internasional untuk Afghanistan menyebut percepatan proses perdamaian sebagai sebuah "hal yang sangat mendesak" dan menyerukan penghentian segera serangan terhadap kota-kota di sana.
Jatuhnya Kandahar dan Herat dikabarkan oleh sejumlah media, termasuk Associated Press.
"Seperti yang Anda lihat, kami berada di dalam markas polisi Herat sekarang ini," kata seorang pejuang Taliban dalam video yang dibagikan oleh juru bicara kelompok itu, Qari Yousuf Ahmadi.
Sebelumnya pada Kamis, Taliban merebut Ghazni, kota yang dilintasi jalan utama antara Kandahar dan Kabul dan berjarak sekitar 150 km barat daya dari ibu kota itu.
Pada Rabu, pejabat pertahanan AS yang mengutip pihak intelijen mengatakan Taliban dapat mengepung Kabul dalam 30 hari dan kemungkinan merebut kota tersebut dalam 90 hari.
Aksi ofensif Taliban yang sepertinya tak mampu dibendung tentara Afghanistan membuat Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya panik
- Donald Trump Berkuasa Lagi, Jenis Kelamin Bakal Jadi Urusan Negara
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Kloning Javier
- Prabowo Pamer Kinerja Kabinetnya di Hadapan Pengusaha US-ASEAN, Begini Katanya
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika