Sudahlah, Laporkan Penggagas #2019GantiPresiden ke Bawaslu

jpnn.com, JAKARTA - Beberapa kalangan menilai gerakan #2019GantiPresiden merupakan bentuk kampanye terselubung.
Menanggapi hal itu, Sekjen Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Kaka Suminta mengatakan, dalam Undang-Undang Nomor 7/2017 tentang Pemilu tidak diatur pasal terkait kampanye terselubung.
Undang-undang yang menjadi pedoman bagi pelaksanaan Pilpres 2019 itu hanya mengatur sanksi bagi pihak yang melakukan kampanye di luar jadwal yang telah ditetapkan.
Karena itu, jika kubu pasangan calon presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin merasa dirugikan dengan adanya gerakan #2019GantiPresiden, kata Kaka, dapat membuat pengaduan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"Pihak-pihak yang merasa dirugikan bisa melakukan aduan ke Bawaslu. Nah, masyarakat bisa menunggu apa yang akan dilakukan Bawaslu," ujar Kaka kepada JPNN, Selasa (29/8).
Meski demikian, Kaka belum berani menyimpulkan apakah gerakan #2019GantiPresiden menyalahi aturan atau tidak. Ia hanya menyimpulkan bahwa tagline itu memiliki arti tunggal, yaitu ajakan untuk tidak memilih pasangan petahana.
BACA JUGA: Ingat ya, #2019GantiPresiden Bukan Gerakan Nyinyir
"Setelah pendaftaran yang hanya diikuti dua pasangan calon presiden, harusnya bagi penantang yang disuarakan itu mengkritisi program petahana," katanya.
Jika ada pihak yang merasa dirugikan oleh gerakan #2019GantiPresiden sebaiknya lapor ke Bawaslu.
- Peliknya Hukum Pidana Pemilu
- MK Perintahkan 24 Daerah Gelar PSU, Gus Khozin Sentil KPU: Tak Profesional!
- Kuasa Hukum Tegaskan Agustiani Tio Harus Berobat ke China, tetapi Dihalangi KPK
- Pengamat: Pilkada Barito Utara Berjalan Baik, Sesuai Aturan yang Belaku
- Ketua KPU Barito Utara Sebut Sudah Jalankan Seluruh Aturan Pilkada
- Johanis Tanak Nilai Kewenangan DPR Evaluasi Pejabat Bertentangan dengan UU