Sugianto Tandio, Pelopor Kantong Plastik Ramah Lingkungan

Manfaatkan Tepung Ketela, Siap Masuk Pasar Tradisional

Sugianto Tandio, Pelopor Kantong Plastik Ramah Lingkungan
INOVATIF: Sugianto Tandio memperlihatkan hasil produksinya tas plastik ramah lingkungan di pabriknya di Cikupa, Tangerang, Banten (10/3/). Foto: Hilmi Setiawan/Jawa Pos
 

Dari potensi-potensi dampak tersebut, akhirnya Sugianto yang saat itu mencari duit dari usaha membuat kantong plastik berpikir untuk masa depan lingkungan. Akhirnya, dia menghabiskan waktu sekitar delapan tahun untuk melakukan riset. Riset tersebut dilakukan dengan cara menggabungkan teknologi pembuatan kantong plastik yang ramah lingkungan, berdampak sosial, dan harganya terjangkau.

 

Dia menjelaskan, waktu itu di Amerika ada teknologi pembuatan kantong plastik berbahan jagung. Dia menyebutkan, teknologi tersebut memang cukup efektif menciptakan kantong plastik yang mudah hancur. "Tapi, ongkosnya tinggi. Bisa berpengaruh pada harga jual kebutuhan pokok," jelasnya.

 

Dia memperkirakan, selisih ongkos membuat kantong plastik berbahan jagung dengan bahan murni bijih plastik mencapai 300 persen. Selisih tersebut, menurut Sugianto, terlalu tinggi. Akhirnya, dia menemukan teknologi Oxium dan Ecoplas untuk mengatasi dampak buruk kantong plastik. Dua teknologi tersebut sudah dipatenkan.

 

Dia menuturkan, pada dasarnya teknologi Oxium adalah memberikan campuran bahan pembuat bijih plastik. Dalam pembuatan bijih plastik, Sugianto memberikan campuran bahan aditif.

Penemuan teknologi pembuatan kantong plastik seratus tahun silam konon merupakan terobosan. Namun, 50 tahun kemudian, muncul kesadaran bahwa kantong

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News