Sugianto Tandio, Pelopor Kantong Plastik Ramah Lingkungan

Manfaatkan Tepung Ketela, Siap Masuk Pasar Tradisional

Sugianto Tandio, Pelopor Kantong Plastik Ramah Lingkungan
INOVATIF: Sugianto Tandio memperlihatkan hasil produksinya tas plastik ramah lingkungan di pabriknya di Cikupa, Tangerang, Banten (10/3/). Foto: Hilmi Setiawan/Jawa Pos
 

Dengan penambahan bahan tersebut, dia mengklaim proses oksidasi pada kantong plastik bisa dipercepat. Dengan demikian, mikroba bisa semakin cepat menghancurkan sampah kantong plastik.

 

Setelah ditambah bahan aditif tersebut, kantong plastik yang semula baru terurai setelah seribu tahunan bisa dipercepat hanya dalam kurun dua tahun. Bahkan, pada kondisi tertentu, misalnya di atas genting, kantong plastik dengan sistem Oxium bisa semakin cepat terurai. "Dua tahun itu dalam kondisi umum. Pada kondisi tertentu bisa lebih cepat," ujarnya.

 

Pengembangan selanjutnya adalah teknologi Ecoplas. Dalam teknologi itu, Sugianto mencampur bahan pembuat bijih plastik dengan tepung ketela pohon. Dalam persentase tertentu, kantong plastik yang berbahan ketela pohon itu bisa hancur hanya dalam waktu sekitar dua bulan.

 

Dia menyatakan, pembuatan kantong plastik dengan bahan tepung ketela itu bisa berdampak sosial. Yaitu, di kawasan pedesaan, geliat orang untuk menanam ketela bisa meningkat. Selain itu, bisa membuka lapangan kerja baru. "Selama ini kami belum membuat desa binaan. Kami sebatas membeli secara masal ketika musim panen," ungkapnya. Dia, antara lain, membeli di kawasan Jawa Barat.

Penemuan teknologi pembuatan kantong plastik seratus tahun silam konon merupakan terobosan. Namun, 50 tahun kemudian, muncul kesadaran bahwa kantong

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News