Suhardi Ajak Generasi Muda Hilangkan Budaya Sharing Tanpa Saring
Sebelumnya, perekrutan dilakukan secara tertutup seperti melalui pertemanan dan kekeluargaan.
"Paham radikal dan aksi teroris di mana pun bisa terjadi tidak ada tempat lagi di sini yang steril, radikal sudah bisa masuk lewat mana pun. Salah satunya melalui smartphone," ujar Suhardi.
Menurut Suhardi, hubungan antara dosen dan mahasiswa pun jangan sampai terpecah.
"Tolong peduli lingkungan, siapa teman kita siapa lingkungan kita. Dosen juga harus peduli terhadap mahasiswa jika ada hal yang menyimpang bisa langsung di atasi. Jangan sampai terjadi mahasiswa tiba-tiba sudah ada di Irak karena tergabung anggota ISIS," ujar Suhardi.
Suhardi Alius juga mengingatkan universitas harus bisa memilah dan memilih dosen untuk mengajar di perguruan tinggi.
Sebab, banyak pengalaman terjadi radikalisme bisa dari dosen yang mengajar.
Dalam kesempatan itu ada juga pemutaran video pengakuan dari pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriot Jakarta Selatan, dan pemutaran film Sang Pencerah.
"Video pengakuan tadi untuk ilmu adik-adik supaya tahu peran dan alasan dari para teroris ketika melakukan bom bunuh diri di hotel JW Marriot, dan film Sang Pencerah ini juga mengajarkan mahasiswa baru untuk lebih bersyukur," ucapnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius meminta generasi muda, terutama mahasiswa, menghilangkan budaya sharing tanpa
- ATI & PASEO Gencarkan GET Bagi Pelajar Sekolah
- Judi Online Rusak Generasi Muda, Menpora Dito Nyatakan Perang
- Berkat Ulasan Positif Influencer, Bingxue Jadi Trending Topik di X
- Wondr by BNI Bidik Generasi Muda, DPK BNI Diprediksi Tembus Lebih dari Rp900 Triliun
- Minim Popularitas, Paslon 03 Hadapi Tantangan Menjelang Hari Pencoblosan
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia