Suhardi Alius: Generasi Muda Harus Memilah Informasi
“Adik-adik harus punya kemampuan untuk memilih dan memilah dalam menerima segala informasi yang masuk sehingga betul-betul bisa mempertahankan jati diri kita sebagai bangsa yang hidup dalam kebinekaan,” ujar pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini.
Terhadap masalah kebangsaan, Suhardi melihat bangsa Indonesia didirikan dengan air mata, perjuangan, darah sampai pengorbanan oleh para pejuang.
Hal tersebut tentunya harus dapat dipertahankan dalam mengisi kemerdekaan ini.
“Untuk itulah kami meminta kepada para generasi muda untuk mengingat kembali sejarah bahwa Indonesia ini didapat tidak dengan dengan cuma-cuma, tetapi dengan perjuangan. Sebagai generasi muda tentunya punya kewajiban untuk mengisi kemerdekaan dengan baik,” ujarnya.
Mantan Kadiv Humas Pokri ini meminta kepada generasi muda untuk tidak melupakan identitas sebagai bangsa Indonesia yang beragam.
Apalagi, dengan informasi digital yang sangat luar biasa ini, sudah banyak gangguan dan cobaan lain yang ingin memecah belah bangsa.
“Tentunya dibutuhkan kewaspadaan, rasa nasionalisme yang tinggi untuk dapat memilih dan memilah sehingga kerukunan dalam umat beragama, kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan eksistensi NKRI dapat kita pertahankan demi kejayaan bangsa,” tutur alumnus Akpol tahun 1985 ini.
Dia juga mengingatkan generasi muda untuk mewaspadai bahaya radikalisme dan terorisme terutama di lingkungan pendidikan.
Kemajuan teknologi informasi yang luar biasa selama ini telah selama ini telah menggerus dan mereduksi nilai-nilai kebangsaan bagi generasi muda Indonesia
- Mendiktisaintek: Pendidikan Ampuh Mencegah Radikalisme dan Terorisme
- Founder Komunitas Literasi Digital Nusantara Ajak Generasi Muda Terus Berinovasi
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Resmikan Bale Karesmen
- Lepas Pawai Taaruf Festival Assyabaab XIV, Nurdin: Contoh Peran Nyata Generasi Muda
- Epson Indonesia-IKJ Dorong Kreativitas Generasi Muda dengan Teknologi Cetak di SPOTLIGHT 2024
- BNPT & PNM Kerja Sama Cegah Radikalisme lewat Pemberdayaan Ekonomi