Suhardi: Beberapa Teroris Hasil Propaganda Dunia Maya

Suhardi: Beberapa Teroris Hasil Propaganda Dunia Maya
Wiranto (batik) dan Suhardi Alius (putih). Foto: BNPT

Khusus untuk kelompok radikal, pria yang juga pernah menjadi Kepala Divisi Humas Polri dan Kapolda Jawa Barat ini menjelaskan bahwa kelompok ini menggunakan dunia maya untuk menyebarkan berita-berita yang bernuansa provokasi, agitasi dan propaganda.

“Beberapa pelaku teror adalah hasil dari propaganda di dunia maya, mereka pun melakukan teror dengan metode mandiri, atau disebut dengan lone wolf,” kata mantan Kapolres Metro Jakarta Barat dan Depok ini.

Sementara itu, Wiranto menyatakan bahwa hoax di dunia maya merupakan ancaman yang nyata. Cepatnya agitasi informasi media sosial harus segera diatasi karena bisa memecah belah bangsa.

“Ada perubahan dinamika ancaman yang terus berubah dari waktu ke waktu. Satu gerakan dinamis dan kalau terlena kita akan mudah ketinggalan,” kata Wiranto.

Menurut pria yang pernah menjabat sebagai Menhankam/Pangab ini, dalam menghadapi perang dunia maya seperti sekarang ini tentunya membutuhkan sinergitas semua lembaga.

Sebab, perang di dunia maya, seperti media sosial menggunakan berbagai informasi propaganda.

“Jaman dulu di Nazi ada yang namanya menteri penerangan, agitasi dan propaganda. Karena memang saat itu perlu untuk yakinkan masyarakat. Kalau sekarang ini ada Kemenkominfo, tapi tidak ditugaskan untuk hal propaganda,” ujar alumni Akademi Militer Nasional tahun 1968 ini.

Mantan Panglima Kostrad ini menjelaskan bahwa pemerintah telah membentuk satuan tugas (Satgas) Anti Proapro (Provokasi, Agitasi, dan Propaganda) yang bertugas untuk mengatasi penyebaran konten negatif di dunia maya.

Dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme di unia maya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama dengan Kantor Staf Presiden

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News