Suharso dan Amplop Kiai
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Akibat aksi penggembosan itu perolehan suara PPP pada Pemilu 1988 merosot hingga hanya mencapai 15,6 persen.
Padahal pada Pemilu 1982, PPP meraih suara nasional sebanyak 27,78 persen.
Karena perolehan suara yang jeblok, John Naro akhirnya dicopot dari posisi ketua umum pada Muktamar PPP 1989.
Dia digantikan oleh Ismail Hasan Metareum yang dikenal sebagai politisi yang sejuk. Di bawah kepemipinan Metareum PPP praktis adem ayem.
Pada era reformasi konflik internal pecah lagi.
Menjelang Pemilihan Presiden 2014, terjadi perebutan kekuasaan antara Ketua Umum Surya Darma Ali (SDA) melawan kubu anak-anak muda yang dipelopori Romahurmuziy.
SDA yang ketika itu menjadi menteri agama di kabinet SBY ditangkap oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dalam kasus korupsi dana haji.
SDA divonis dan dihukum penjara. PPP pecah menjadi dua, kubu SDA memilih Djan Faridz sebagai ketua dan kubu lain memunculkan Romahurmuziy sebagai ketua.
Hanya dengan satu isu 'amplop kiai’ saja, seorang ketua umum bisa didongkel dengan relatif mudah dan dalam waktu singkat.
- Pesan Mardiono Saat Hadiri Pelantikan Gubernur Papua Pegunungan & Bangka Belitung
- Internal PDIP Solid Menyambut Kongres, tetapi Butuh Biaya
- Cegah Konflik Meluas, Polisi Bersiaga di Universitas Malahayati
- Mardiono Tegaskan Pentingnya Kebersamaan dalam Kegiatan Bukber Kader PPP
- DPC Solo Raya Dorong Mardiono Jadi Ketum PPP 2025-2030, Ini Alasannya
- Tradisi Partai Persatuan Pembangunan Gelar Peringatan Malam Nuzululquran