Suharso dan Amplop Kiai

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Suharso dan Amplop Kiai
Suharso Monoarfa. Foto: Ricardo/JPNN.com

Dua kubu terlibat saling gugat sampai selama bertahun-tahun. 

Nasib Romahurmuziy kemudian sama dengan SDA ditangkap KPK dalam kasus gratifikasi di Departemen Agama, dan Romahurmuziy dijatuhi hukuman penjara.

Suharso Monoarfa muncul sebagai ketua alternatif pada 2021. 

Sisa-sisa konflik internal rupanya tidak benar-benar hilang. 

Ketika Suharso membawa partainya masuk ke dalam gerbong pendukung Jokowi--dan kemudian membentuk koalisi KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) bersama Golkar dan PAN (Partai Amanat Nasional)--muncul ketidakpuasan di sebagian elite partai.

Rumor politik yang berkembang menyebut bahwa KIB akan menjadi kendaraan untuk memuluskan calon presiden yang didukung Jokowi, yaitu Ganjar Pranowo. 

Sebagai partai yang berbasis Islam, rumor ini  memunculkan ketidaksetujuan di sebagian elite. 

Kenangan buruk dalam pemilihan gubernur DKI 2017 menjadi trauma bagi PPP. 

Hanya dengan satu isu 'amplop kiai’ saja, seorang ketua umum bisa didongkel dengan relatif mudah dan dalam waktu singkat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News