Suharso Monoarfa dan Istri yang Selamat dari Tragedi Sukhoi
Sudah Masuk Kabin, Istri Melarang Terbang
Jumat, 11 Mei 2012 – 00:01 WIB
Saat kloter kedua terbang, Suharso pergi meninggalkan Halim Perdanakusuma bersama Nurhayati dan Andhika. Suharso dan Nurhayati semobil, sedangkan Andhika di mobil lain. Satu setengah jam kemudian, dia mendengar kabar bahwa pesawat tersebut lost contact. "Saya masih mikir, ah itu mungkin hanya kendala biasa," ujarnya.
Suharso yang tidak jadi rapat lantas pulang ke rumah. Menjelang magrib, dia mendengar kabar buruk bahwa pesawat tersebut sangat mungkin jatuh. Bandara kehilangan kontak sejak pesawat bikinan Rusia itu tinggal landas. Suharso langsung lemas. Rasanya begitu dekat jarak dirinya dengan kematian.
"Saya lantas salat Magrib. Setelah itu, saya mengajak istri bersama-sama sujud syukur. Kami benar-benar diselamatkan. Saya kemudian menelepon Andhika dan memastikan dia tahu kabar tersebut. Kami semua lemas, tapi juga bersyukur. Alhamdulillah, alhamdulillah, tak henti rasa syukur kami ucapkan," ungkapnya.
Begitu kabar hilangnya pesawat disiarkan di mana-mana, banyak kolega Suharso yang menelepon. Mereka ingin memastikan bahwa Suharso dan keluarga dalam keadaan aman. Mereka sempat khawatir karena handphone Suharso mendadak tak bisa dihubungi.
Mantan Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa hampir saja ikut menjadi korban tragedi hilangnya pesawat Sukhoi Superjet 100 Rabu (9/5).
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408