Suharso Monoarfa Singgung Amplop Kiai, Ketua PBNU Bicara Tradisi
jpnn.com, JAKARTA - Pernyataan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa yang menyebut amplop kiai sebagai bentuk money politic dinilai telah membuat kepercayaan pesantren ke partai berlambang ka'bah makin berkurang.
Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi.
“Karena PPP ketumnya itu dianggap orang yang tidak paham tentang bagaimana caranya menghormati dan menghargai pesantren, apalagi itu diomongkan di depan KPK," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Dia juga menilai bawa ilustrasi tersebut tidak pantas dan tidak layak disampaikan oleh Suharso, apalagi dia merupakan ketua umum partai berlambang ka'bah dengan konstituen umat Islam.
“Ilustrasi tersebut sangat tidak layak untuk seorang ketum partai politik khususnya yang berbasis Islam, itu berarti dia tidak memahami tradisi yang berkembang di masyarakat, bagaimana kita, masyarakat dan kiai itu ada simbiosis saling menghargai, saling memuliakan, itu tidak ada maksud sama sekali untuk sogok,” katanya menegaskan.
"Saya kira PPP harus introspeksi dan mereka harus minta maaf,” ujar Gus Fahrur.
Gus Fahrur mengatakan bahwa menyamakan memberi sesuatu kepada kiai dengan politik uang tidaklah bisa dibenarkan.
Sebab, menurut Gus Fahrur, kiai itu melayani dan menjadi rujukan masyarakat, maka tentu saja masyarakat sangat menghormati para kiai yang telah menghabiskan waktunya untuk melayani dan memberikan sesuatu kepada kiai hanyalah sekadar penghargaan.
PBNU menilai pernyataan Suharso Monoarfa soal amplop kiai akan membuat kepercayaan pesantren ke PPP makin berkurang.
- Carok di Sampang Dipicu Masalah 2 Kiai, Begini Ceritanya
- Mardiono Ajak Kader PPP Kerja Maksimal Menangkan Pilkada di NTB
- Bersilaturahmi dengan Kiai Said Aqil, Ridwan Kamil Minta Didoakan, Alhamdulillah
- Anggap Menteri Hukum Tak Cermat Teken Aturan, Pimpinan GPK Mengadu ke Presiden Prabowo
- Kiai Ma'ruf Mengajak Kader PKB Memenangkan Luluk-Lukman di Pilkada Jatim 2024
- Berharap Bisa Kembali ke Senayan, Kader Senior PPP Tekankan soal Khitah 1973