Suhu Laut Kian Panas, Ilmuwan Khawatir

Peristiwa tersebut dikaitkan dengan penurunan signifikan dalam suhu permukaan global rata-rata, dengan permukaan yang sebagian besar terdiri dari lautan.
Panas ekstra yang ditimbulkan oleh gas rumah kaca tidak tiba-tiba hilang selama pola iklim La Niña, melainkan hanya tersembunyi di bawah permukaan laut.
Dengan selesainya peristiwa 'triple-dip' La Niña sekarang, Dr Cai menjelaskan tidak ada lagi yang berfungsi sebagai penyangga.
"Global warming sudah tidak ada hentinya lagi, maka global warming akan meningkat," ujarnya.
Sebaliknya, dunia kini menghadapi El Niño, fase kebalikannya, yang diketahui dapat meningkatkan suhu permukaan global.
Peristiwa El Niño terakhir terjadi pada tahun 2015 hingga 2016, yang juga merupakan tahun terhangat dalam rekor suhu permukaan rata-rata global di darat dan laut.
Tapi Dr Cai mengatakan tahun ini Bumi mengalami delapan tahun pemanasan lebih buruk daripada tahun 2016.
Mencairnya es mendorong panas
Dr Cai menyebutkan bagian tak terpisahkan dari peristiwa ini adalah mencairnya es.
Pakar iklim menyebut perisai yang biasanya melindungi Bumi dari efek perubahan iklim selama bertahun-tahun, sudah memudar
- Dunia Hari Ini: Ledakan Bus di Israel Diduga 'Serangan Teror'
- Pelajar di Luar Negeri Ikut Dukung Aksi 'Indonesia Gelap'
- Pesan Penting Waka MPR untuk 481 Kepala Daerah yang Baru Dilantik: Penuhi Hak Rakyat!
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Subianto Lantik 481 Kepala Daerah
- Dunia Hari Ini: Bus Terjun ke Jurang di Bolivia, 30 Orang Tewas
- Omon-Omon Pemangkasan Anggaran: Efisiensi yang Kontradiktif?