Suhu Laut Kian Panas, Ilmuwan Khawatir

Peristiwa tersebut dikaitkan dengan penurunan signifikan dalam suhu permukaan global rata-rata, dengan permukaan yang sebagian besar terdiri dari lautan.
Panas ekstra yang ditimbulkan oleh gas rumah kaca tidak tiba-tiba hilang selama pola iklim La Niña, melainkan hanya tersembunyi di bawah permukaan laut.
Dengan selesainya peristiwa 'triple-dip' La Niña sekarang, Dr Cai menjelaskan tidak ada lagi yang berfungsi sebagai penyangga.
"Global warming sudah tidak ada hentinya lagi, maka global warming akan meningkat," ujarnya.
Sebaliknya, dunia kini menghadapi El Niño, fase kebalikannya, yang diketahui dapat meningkatkan suhu permukaan global.
Peristiwa El Niño terakhir terjadi pada tahun 2015 hingga 2016, yang juga merupakan tahun terhangat dalam rekor suhu permukaan rata-rata global di darat dan laut.
Tapi Dr Cai mengatakan tahun ini Bumi mengalami delapan tahun pemanasan lebih buruk daripada tahun 2016.
Mencairnya es mendorong panas
Dr Cai menyebutkan bagian tak terpisahkan dari peristiwa ini adalah mencairnya es.
Pakar iklim menyebut perisai yang biasanya melindungi Bumi dari efek perubahan iklim selama bertahun-tahun, sudah memudar
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya