Suka Duka Pasukan Khusus Penjaga Badak Jawa di Ujung Kulon (1)

Getah Masih Mengalir, Tanda si Gembul Belum Jauh

Suka Duka Pasukan Khusus Penjaga Badak Jawa di Ujung Kulon (1)
Suka Duka Pasukan Khusus Penjaga Badak Jawa di Ujung Kulon (1)
Otong menuturkan, selama di hutan mereka bertugas memonitor pergerakan badak di titik transcent tertentu. Tidak seperti di negara maju yang menanamkan elemen sinyal pada tubuh hewan, memonitor pergerakan badak dilakukan dengan manual. Yakni, melihat jejak-jejak yang ditinggalkan hewan itu.

Jenis-jenis jejak beragam. Di antaranya, jejak kaki, kubangan lumpur, bekas gesekan tubuh badak dengan pohon, tinja, dan bekas tumbuhan yang dimakan badak. Petugas harus mampu mengenali kapan badak meninggalkan jejak tersebut.

Ada beberapa tanda yang dianut para pasukan penjaga badak. Kubangan, misalnya. Apabila kubangan badak masih keruh, binatang pemalu itu berarti belum pergi jauh. Tak sampai satu jam. Begitu pula dengan gesekan pada tanaman. Karena kulit badak yang keras, kulit pohon akan terkelupas terkena gesekan binatang tersebut. ''Kalau getah pohon masih mengalir, berarti (badak) masih dekat. Kalau (getah) sudah berhenti, berarti ia sudah jauh,'' kata lelaki yang bertugas di TNUK lebih dari 15 tahun itu.

Tugas pasukan penjaga badak ialah menemukan badak dan memotretnya. Kalau sudah bertemu badak, para petugas akan mampu memprediksi ke mana perginya. Pergerakan badak jadi terus termonitor. Selain itu, para petugas mencatat perkembangan badak dengan mengukur besar jejak tapak kaki badak. Tapak kaki badak di tanah dicetak dengan gips, lantas dibawa ke pos.

Badak jawa (rhinoceros sundaicus) tergolong hewan langka. Jumlahnya kini hanya tersisa kurang lebih 50 ekor di dunia. Karena terancam punah, badak-badak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News