Sukamta: Kebebasan tanpa Batas Memicu Ketidakstabilan Negara, Swedia Contoh Terbaru
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi PKS di DPR RI Sukamta menyebutkan, sikap anti-Islam dan islamofobia makin meluas. Hal ini dimanfaatkan politikus di berbagai negara untuk menarik perhatian.
Menurut dia, pemanfaatan terhadap narasi islamofobia untuk kepentingan politik merugikan hubungan sosial masyarakat.
''Membuat ketidakstabilan kondisi negara. Swedia menjadi contoh paling terbaru,'' kata Sukamta, Selasa (19/4).
Anggota Komisi I DPR RI itu mengatakan, negara-negara di dunia harus mengubah pandangan, bahkan aturan perundang-undangan.
Terutama yang berkaitan dengan pemberian kebebasan tanpa batas atas dasar hak asasi manusia (HAM). Aturan tersebut tentu perlu diubah.
Terbukti, kata dia, kebebasan tanpa batas memunculkan kerusakan, kerusuhan, dan konflik sosial seperti yang terjadi di Swedia.
Di sisi lain, kata Sukamta, Indonesia harus memetik pelajaran dari kebablasan tanpa batas yang diterapkan negara asing.
"Harus jadi pelajaran bagi pemerintah Indonesia untuk menjaga kebebasan kehidupan bernegara yang berlandaskan nilai Pancasila. Bukan mendorong ke arah kebebasan ala Barat," tuturnya.
Wakil Ketua Fraksi PKS di DPR RI Sukamta menyatakan bahwa kebebasan tanpa batas bisa memicu ketidakstabilan negara seperti yang terjadi di Swedia baru-baru ini
- Kemenlu Sudah Berupaya Memulangkan Empat WNI Disekap, Tetapi Masih Buntu
- Pemerintah Ingin Batasi Penggunaan Medsos, Sukamta: Penting Dibuka Opsinya
- Ketua F-PKS: Gencatan Senjata Israel-Hamas Harus jadi Langkah Permanen Akhiri Penjajahan Israel Atas Palestina
- Israel-Hamas Gencatan Senjata, Sukamta Minta Indonesia Aktif Mengawal Perdamaian di Palestina
- Indonesia Masuk BRICS, Sukamta: Peluang Strategis Memperluas Jaringan Ekonomi & Diplomasi Global
- Yanuar Arif Mengapresiasi Respons Cepat Menteri PU terhadap Aspirasi Masyarakat Banyumas-Cilacap