Sukhoi Utama Rusak di Kazakhtan
KNKT Pastikan, Joy Flight Pakai Pesawat Cadangan
Minggu, 20 Mei 2012 – 06:09 WIB

Sukhoi Utama Rusak di Kazakhtan
Tidak mau penerbangan untuk demo tersebut berantakan, pabrikan akhirnya mengeluarkan pesawat pengganti. Nah, pesawat yang akhirnya menabrak tebing dengan 45 penumpang tersebut memiliki nomor berbeda. Setelah dicek, pesawat tersebut bernomor 97004 dan terbang dengan rute yang sama dengan sebelumnya.
Rute tersebut adalah Rusia, Kazakhstan, Pakistan, Myanmar, dan Jakarta. Mardjono juga menyebut kalau di beberapa negara tersebtu SSJ 100 sempat melakukan penerbangan. Untuk kondisi, dia memastikan pesawat pengganti itu prima. "Prima dalam arti layak terbang lho ya," tutur Guru Besar Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
Saat disinggung apakah pesawat itu juga bermasalah seperti yang digantikannya, dia mengaku tak tahu pasti. Alasannya, proses penyelidikan kenapa pesawat itu bisa menabrak tebing masih dipelajari. Termasuk benar tidaknya peristiwa nahas itu terjadi karena human error atau kerusakan pesawat.
Bermasalahnya SSJ 100 bernomor 97005 tersebut menambah panjang daftar kerusakan pesawat SSJ 100. Seperti dilansir situs berita RIA Novosti, 19 Maret lalu SSJ 100 yang baru lepas landas dari Moskow menuju Astrakhan harus balik ke Moskow untuk mendarat darurat. Itu karena ada gangguan di bagian bawah pesawat yang mengangkut 65 penumpang.
JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terus mengumpulkan berbagai fakta untuk mengungkap penyebab celakanya Sukhoi Superjet (SSJ)
BERITA TERKAIT
- Kemendagri dan Pemerintah Denmark Siap Kerja Sama untuk Memperkuat Pemadam Kebakaran
- Konsumsi Sayuran Meningkat Berkat Peran Perempuan Pegiat Urban Farming
- Bea Cukai Sidoarjo Gelar Operasi Bersama Satpol PP, Sita 19 Ribu Batang Rokok Ilegal
- Penyidik Bareskrim Kaji Substansi Laporan Ridwan Kamil terhadap Lisa Mariana
- Semangat Hari Kartini, Pertamina Dorong Perempuan untuk Berkarya & Salurkan Energi
- Lemkapi Minta Pertemuan Sespimmen dengan Jokowi Tak Dipolitisasi