Sukhoi Utama Rusak di Kazakhtan
KNKT Pastikan, Joy Flight Pakai Pesawat Cadangan
Minggu, 20 Mei 2012 – 06:09 WIB
Ketua Tim forensik Rusia Prof Andrey Kovalev menambahkan, 17 macam zat reagen tersebut mencukupi untuk seluruh proses identifikasi. Senada dengan sang dubes, Kovalev menegaskan kalau pihaknya siap memenuhi segala kebutuhan tim. "Kalau ada kekurangan, kami siap mendatangkan dari Rusia," urainya.
Bagaimana dengan lanjutan identifikasi korban? Dokter forensik DVI Polri AKBP dr Agung Wijayanto mengatakan kalau data pendukung dari pihak keluarga belum cukup kuat. Meski proses rekonsiliasi atas 15 korban sudah dilakukan, pihaknya tetap melakukan pemeriksaan DNA terhadap keseluruhan potongan tubuh korban. "Karena dari proses DNA masih ada yang belum selesai dan kemungkinan bisa bertambah jumlah jenazah yang bisa teridentifikasi," katanya.
Ketika ditanya soal potongan tubuh yang diterima tim DVI, Agung mengungkapkan bahwa sebagian besar potongan tubuh tersebut tidak dalam kondisi utuh. Artinya, meski berupa potongan, bentuknya tidak sempurna. Potongan tubuh paling besar berupa bagian pinggang ke atas.
Sementara yang lainnya, berupa bagian tubuh seperti potongan kaki, tangan, dan kepala. Karena itu, kata dia, sangat sulit jika akan dilakukan rekonstruksi. "Karena tidak akan bisa seperti semula. Tapi kalau keluarga korban bisa melihat jasadnya dalam kondisi tidak sempurna seperti itu ya kita usahakan," jelas Agung yang pernah menjadi tim DVI dalam insiden bom Bali itu.
JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terus mengumpulkan berbagai fakta untuk mengungkap penyebab celakanya Sukhoi Superjet (SSJ)
BERITA TERKAIT
- KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Tersangka, Ada Uang Rp15 M, Peras untuk Pilkada
- KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Tersangka, Ada Uang Rp15 M, Peras untuk Pilkada
- Mensos Gus Ipul Beri Bantuan Biaya Perbaikan Rumah Kepada Korban Longsor di Padang Lawas
- ASR Komitmen Bangun Penegakan Hukum Transparan & Adil di Sultra
- Hendri Satrio jadi Ketua IKA FIKOM Unpad
- Info Terkini OTT KPK yang Menyeret Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah