Sukirman Vijei

Sukirman Vijei
Dahlan Iskan (kanan) saat menerima kunjungan Sukirman dan istrinya, Hafizah alias Vijei. Foto: disway.id

Maknanya: India identik dengan kemiskinan, kotor, dan belum masuk peta ingatan untuk urusan transplantasi hati. Justru transplantasi mata yang mereka tahu: India sudah jago.

Dokter Singapura meyakinkan pasangan tersebut: memang rumah sakit di India itu sederhana, tetapi kemampuan dokternya bisa diandalkan.

Mereka pun ke New Delhi. Mengontrak rumah di dekat RS ILBS (Institute of Liver and Biliary Sciences).

Lebih hemat. Daripada langsung ngamar di RS. Yang penting tiap hari bisa ke RS untuk pemeriksaan. Cukup jalan kaki.

Sukirman pun tiap hari diambil darahnya. Tidak takut lagi. Atau terpaksa.

”Rumah sakitnya memang sederhana. Kamar operasinya juga kecil, tetapi alatnya lengkap,” ujar sang istri, yang di sana dipanggil dengan nama Vijei. Namanyi sendiri: Hafizah.

Intinya: transplantasi berjalan lancar.

”Seberapa banyak hati Anda dipotong untuk suami?” tanya saya.
”Enam puluh persen,” jawab Vijei.

Memang rumah sakit di India itu sederhana, tetapi kemampuan dokternya bisa diandalkan. India yang dikenal kotor dan kumuh justru jago transplantasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News