Sukiyat, Tokoh di Balik Kiat Esemka, Mobil Dinas Wali Kota Solo
Gagal Masuk SMK karena Cacat Kaki
Rabu, 04 Januari 2012 – 08:08 WIB
Kiyat tidak putus asa. Dia kemudian masuk ke Lembaga Penelitian Pengembangan Penyandang Cacat Prof Dr Soeharso. Dia belajar di lembaga tersebut selama setahun. Yang dipilih bukan jurusan otomotif, tapi menjahit. Hal tersebut didasarkan pada latar belakang orang tuanya yang memiliki usaha tenun.
"Kemampuan dasar di bidang otomotif saya lebih karena belajar otodidak. Jadi, saya sejak kecil memang senang mengutak-atik motor. Saya dulu membuka bengkel Vespa, kemudian lanjut ke Hardtop," ungkap suami Halimah Partini tersebut.
Setelah usahanya cukup berkembang, perusahaan cat dari Jerman (Pacific Paint) dan Jepang (Nippon Paint) tertarik. Pada 1982, Kiyat dikirim ke Jepang oleh perusahaan cat tersebut selama tiga bulan. Selama di Jepang, kemampuan Kiyat tentang otomotif semakin terasah. Dia mendapat tambahan ilmu tentang teknik body repair.
Setahun kemudian, giliran perusahaan cat dari Jerman mengirim Kiyat untuk belajar di negara tersebut. Waktunya hampir sama, tiga bulan. Di Jerman, dia kembali mendalami body repair. Pengalaman tersebut kemudian semakin meyakinkan Kiyat bahwa bengkel yang dia dirikan bisa lebih berkembang.
Mobil Kiat Esemka resmi menjadi kendaraan dinas Wali Kota Solo Joko Widodo. Adalah Sukiyat yang menjadi sosok penting di balik hadirnya mobil rakitan
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara