Sukses Kampanye Kelaparan
Kamis, 27 Agustus 2009 – 08:03 WIB

Sukses Kampanye Kelaparan
Tim Indonesia sepakat membuat rencana bisnis dengan kampanye stop kelaparan. "Apalagi tiap lima detik satu orang meninggal karena kelaparan," kata Rizky Satrio Nugroho, anggota tim. Bentuk kampanyenya adalah tulisan tentang kelaparan yang ditempelkan pada piring berbahan porselen. Bisnis yang dirancang dalam kampanye ini adalah memproduksi piring-piring tersebut sebagai media kampanye. "Kenapa piring" Piring dipakai semua orang sehingga mudah untuk melihat pesan yang ingin kami sampaikan," ujar Asyraf Firas Abdurrasyid, pencetus ide tersebut.
Mereka berencana memproduksi 1.000 hingga 5.000 piring. Asumsinya, produksi 1.000 piring bakal membutuhkan modal Rp 22 juta, sementara untuk 5.000 piring hanya Rp 67,5 juta. "Jauh lebih murah jika kita memproduksi dalam jumlah besar. Namun, mana yang akan kami pilih bergantung investor yang tertarik dengan konsep yang kami tawarkan," kata Christa Yona Twedrian. Nanti, lanjut dia, sepuluh persen dari hasil penjualan piring itu akan disumbangkan untuk berbagai kegiatan sosial.
GEC punya central mission control (CMC) yang tersebar di berbagai negara. Tim Indonesia dan Singapura bergabung di CMC di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta. Di situlah tim Indonesia dan Singapura melakukan presentasi.
Tim juri GEC 2009 adalah George Abbey, senior fellow Baker Institute for Public Policy Rice University, bersama rekannya, Derek Blackwood, presiden Americas the Wood Group.
Putra-putri terbaik Indonesia berhasil menjuarai beberapa lomba science tingkat internasional. Kali ini enam siswa menjuarai Global Enterprise
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara