Sukses Merayakan Indonesia di Melbourne

Setelah sendratari tersebut, menyusul drama kemerdekaan dengan setting Surabaya di tahun 1945.
Dikisahkan seorang anak bernama Bayu, anak tukang sayur di pasar Tanjung Perak yang masih berusia 10 tahun. Orangtua Bayu diambil paksa oleh Belanda hingga dia tinggal sebatang kara. Bayu kemudian bertemu seorang pemuda, anak dari komandan tentara rakyat di masa perjuangan.
Di usia yang masih muda, Bayu akhirnya turut mengambil bagian dalam perlawanan melawan penjajah.
Suasana Surabaya di tahun 1945 digambarkan dalam Celebration of Indonesia. (Foto:Banga Malewa)
Kilasan ultimatum yang diterima arek Suroboyo untuk menyerahkan senjata diproyeksikan di layar besar, juga terbunuhnya petinggi sekutu Jenderal Mallaby yang dikabarkan hingga kobaran pidato Bung Tomo yang membakar diperdengarkan.
Beberapa alat musik khas Indonesia juga unjuk gigi dalam perhelatan ini antara lain kolintang, sasando, gamelan Bali yang beberapa pemainnya adalah warga Australia.
Acara ditutup dengan lagu lagu "Satu Nusa Satu Bangsa" dan "Tanah Airku Tidak Kulupakan" yang ditampilkan oleh paduan suara dan juga tim angklung yang terdiri dari para ibu.
Yang menariknya, para penampil semuanya adalah warga Indonesia di Melbourne yang sehari-harinya memiliki pekerjaan lain.
Untuk pertama kalinya Melbourne menyaksikan pagelaran tari, musik dan teater yang dipersembahkan oleh warga Indonesia dalam acara Celebration of
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya