Suku Aborigin Bertukar Peran Dalam Foto Sejarah
Komunitas Cape York di kawasan Coen, Queensland, Australia dihuni lebih dari 300 penduduk. Mereka memiliki masa lalu kelam karena dulunya merupakan kawasan pertambangan dan markas polisi.
"Daerah ini menjadi tempat mengumpulkan orang-orang Aborigin keluar dari kawasan belantara, kemudian dirantai, dan dibawa ke Coen... agar mereka keluar dari benua Australia," ujar Naomi Hobson, seniman dari suku Kaantju.
Bekerja sama dengan fotografer Greg Semu, Naomi bertekad untuk mengeksplorasi sejarah ini dengan membuat foto-foto reka ulang, yang menunjukkan kebrutalan.
Tapi apa yang ditampilkan oleh Greg justru sebaliknya, dimana korban menjadi yang menyiksa. Seluruh komunitas Aborigin dari Coen terlibat dalam foto ini.
Takut berbicara
Saat ini, delapan suku asli Aborigin tinggal di Coen bersama beberapa keluarga non-Aborigin yang nenek moyangnya dulu penambang emas.
Naomi, yang sudah tinggal di kota ini hampir seumur hidupnya, mengatakan jika komunitasnya sering tidak mau membicarakan masa lalu mereka.
"Mereka berasal dari sejarah, dimana mereka tidak dapat berbicara tentang asal usul, tidak dapat berbicara soal bahasa ... mereka diperlakukan seperti hewan ternak."
Komunitas Cape York di kawasan Coen, Queensland, Australia dihuni lebih dari 300 penduduk. Mereka memiliki masa lalu kelam karena dulunya merupakan kawasan pertambangan dan markas polisi.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat