Suku Anak Dalam, Sejarah Persekawinan Trah Singosari dan Pagaruyung
Oiya, Suku Batin Sembilan ahli pengobatan. Untuk penyembuhan mereka menggelar ritual basale.
Di samping asap kemenyan, untuk pelengkap ritual, mereka buat semacam benda yang mirip sekali rumah joglo ala Singosari.
"Bukan kami yang menyembuhkan. Kami ni tak ado apo-aponyo. Leluhur yang datang," kata Kutar, sang kepala suku.
Jika Belanda yang dibilang penjajah mengakui keberadaan dan tanah ulayat mereka, di zaman Indonesia merdeka kampung mereka malah diserobot.
"Pada 1986 kami terusir," kata Kutar, Pemangku Adat Batin Sembilan.
Untuk mengadukan itulah, para pucuk adat Batin Sembilan, didampingi Komite Rakyat Nasional (Kornas) dan Serikat Tani Nasional (STN) menyambangi Istana Presiden RI, Jumat, 5 Mei 2017.
Saat diterima Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Eko Sulistyo, seorang Tuo Tengganai Batin Sembilan yang bernama Nurman sampai menangis terisak-isak.
"Kami punya enam tanah pekuburan. Kini, tiga berada di dalam lahan perusahaan. Kami tak bisa ziarah ke leluhur kami."
PUCUK adat Suku Anak Dalam, Jambi ke Jakarta menyambangi Istana Presiden RI. Trah keturunan Singosari dan Pagaruyung ini mengadu. Tanah ulayat mereka
- Perkebunan Nusantara & Rumah Sawit Indonesia Berkolaborasi Wujudkan Astacita
- Kelapa Sawit untuk Pembangunan Berkelanjutan
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Kaesang Ajak Warga Jambi Coblos Romi Hariyanto-Sudirman
- Terjebak dalam Sumur, 4 Orang di Jambi Tewas
- Brengkes Ikan, Cara Perempuan Menyangga Kebudayaan