Suku Bunga AS Tinggi, Investasi di Indonesia Tetap Oke
Selain dari peserta amnesti pajak, Nurhaida meyakini bahwa investor asing masih melirik Indonesia sebagai tujuan investasi.
Meski rencana kenaikan suku bunga acuan di AS menjadi tantangan, capital outflow yang sempat terjadi pada pertengahan Desember sekadar menjadi penyesuaian portofolio, menyusul penguatan nilai tukar USD.
Menurut Nurhaida, setinggi-tingginya suku bunga AS yang memengaruhi imbal hasil investasi pada 2017, keuntungan berinvestasi di Indonesia tetap lebih tinggi.
”Investor kan mencari return optimal. Jadi, bisa saja mereka mencoba di satu tempat, tapi membandingkan berapa besar peningkatannya dengan Indonesia yang return-nya masih cukup tinggi,” jelasnya.
Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan menyebutkan, pihaknya berupaya memaksimalkan investor agar aktif bertransaksi.
Dengan demikian, pasar saham bisa lebih likuid. Hal itu sejalan dengan upaya menambah jumlah investor baru.
”Ada 530 ribu investor, tapi hanya ada sekitar 180 ribu yang aktif. Sepertiga saja yang aktif. Dua pertiga lainnya akan coba kami aktifkan bertransaksi,” tuturnya pada Jumat (30/12).
Dua pertiga investor tersebut memiliki saham dan dana yang menganggur. Pergerakan harga saham tidak disikapi dan rekening dana nasabah hanya mengendap di perusahaan sekuritas.
JPNN.com - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida menilai, animo terhadap produk reksa dana penyertaan terbatas
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Menko Perekonomian Ungkap Potensi Baru Dukungan Transisi Energi untuk Indonesia
- Tokoh Masyarakat Banten Minta PSN PIK 2 Jangan Dipolitisasi
- Dorong Laju Investasi di Ngawi, Bea Cukai Menerbitkan Izin Fasilitas Kawasan Berikat
- Pemkot Kupang Dorong Kemudahan Investasi untuk Penyerapan Tenaga Kerja