Suku Bunga Fleksibel, Kredit Tumbuh 12 Persen
Namun, permintaan kredit pasti menurun. Menurunnya pemasukan masyarakat akan menurunkan rasa keinginan mengajukan kredit kepada perbankan.
Mulai kredit modal kerja, hingga kredit konsumtif.
“Itulah yang terjadi secara keseluruhan bahwa pendapatan per kapita yang menurun, mengakibatkan daya beli turun, dan kemampuan untuk kredit kepada bank dengan cicilan suku bunga akan menurun,” ujar dosen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan di Universitas Mulawarman itu.
Aji mengatakan, salah satu indikator membaiknya sebuah pertumbuhan ekonomi bisa melalui injeksi sektor perbankan.
Karena itu, harus ada kebijakan-kebijakan dari sektor perbankan.
Khususnya dari sudut cost of capital (coc) bisa menjadi lebih rendah.
Dengan begitu, masyarakat tidak terbebani karena suku bunganya tidak terlampau tinggi.
“Ini akan bisa meningkatkan tumbuh kembangnya permintaan kredit. Karena dalam kondisi tidak stabil seperti ini nasabah akan berpikir berulang kali untuk melakukan kredit. Karena suku bunga yang sangat tinggi,” ujarnya ketua Pusat Studi ASEAN Unmul tersebut. (ctr/lhl/k18)
Penyaluran kredit secara year on year (yoy) beberapa perbankan di Kalimantan Timur mengalami penurunan hingga delapan persen sepanjang 2016.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Bank Mandiri Perkenalkan Produk Perbankan ke 93 Ribu Pelajar di Indonesia, Ini Tujuannya
- Dengan Program Ini, Bank DKI Permudah Pengurus Masjid Bertransaksi Perbankan
- Tiga Direksi bank bjb Raih Penghargaan dari Infobank
- Soal Dampak Green Bond, BNI Bisa Jadi Contoh dan Acuan Bagi Sektor Perbankan di Indonesia
- BTN Raih 2 Penghargaan di Ajang Global Retail Banking Innovation Awards 2024
- IESR Sebut IPO Menjadi Salah Satu Opsi Pendanaan Energi Terbarukan Melalui Bursa Efek