Suku Bunga KPR Turun, Pembiayaan Properti Berubah
jpnn.com, JAKARTA - Pola pembiayaan properti terpengaruh penurunan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR).
Pembeli yang sebelumnya mengangsur ke developer (in-house financing) kini lebih memilih menggunakan KPR.
Menurut Direktur PT Ciputra Development Tbk Edy Mulyono, dalam dua tahun terakhir, sekitar 70 persen pembeli properti memilih menggunakan mekanisme in-house.
Sementara itu, sebanyak 20 persen pembeli memilih KPR dan sepuluh persen membayar secara tunai.
’’Sekarang persentasenya terbalik. Sekitar 70 persen memakai KPR, 20 persen in-house, dan sepuluh persen tunai,’’ ujar Edy Mulyono, Selasa (25/4).
Tidak hanya suku bunga single digit yang menarik konsumen properti menggunakan KPR.
Tenor atau jangka waktu pinjaman perbankan yang lebih panjang membuat pembeli properti lebih leluasa mengatur keuangan.
’’Ada perbankan yang memberi suku bunga fix selama tiga tahun pertama,’’ jelasnya.
Pola pembiayaan properti terpengaruh penurunan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR).
- Optimisme Kondisi Ekonomi Nasional Dukung Kinerja Positif Industri Properti
- Yanuar Arif Wibowo: Sukseskan Program 3 Juta Rumah, Hapus Utang Pinjol Masyarakat Bawah
- Sektor Properti Indonesia Bertumbuh, LPKR Pacu Penjualan Produk Andalan
- Tangerang jadi Kawasan Terfavorit, Lippo Karawaci Cetak Pra Penjualan Rp4,25 Triliun
- Pertumbuhan dan Pasar Properti Jakarta di Kuartal 3 Stabil
- Mudahkan Masyarakat Punya Rumah, BTN Syariah Gelar Akad Massal KPR Tapera Syariah di Jember