Sulap atau Futsal di Dek saat Tunggu Waktu Bertugas

Sulap atau Futsal di Dek saat Tunggu Waktu Bertugas
USIR BOSAN: Anggota Basarnas Special Group Faujikurrahman mempertunjukkan kebolehannya memainkan sulap kartu di atas KN 224 SAR. Foto: Bayu Putra/Jawa Pos

Sementara kapten kapal dan juru mudi berupaya menguasai medan dan mempertahankan kapal, para penumpang bertahan di tempat masing-masing. Hanya anggota BSG dan kru kapal yang bisa tenang karena ombak dan badai sudah menjadi makanan sehari-hari. Sedangkan para penumpang lain berupaya tidak sampai mabuk laut.

Selama proses pencarian, para anggota BSG bekerja dengan profesional. Saat berada di lokasi pencarian, semua mata waspada. Tidak ada lagi senda gurau. Begitu pula halnya saat mempersiapkan alat selam, semua bekerja dengan cekatan. Termasuk saat menyiapkan remote operated vehicle (ROV) yang menjadi andalan untuk memantau situasi di bawah laut.

Seluruh anggota BSG mengaku bersyukur bisa terlibat dalam operasi kali ini. Meskipun sering kali terhambat badai, pada akhirnya satu per satu korban mulai dapat ditemukan dan puing-puing pesawat bisa didapatkan. ”Yang paling penting adalah proses evakuasi bisa tuntas,” tegas Charles.

Kegiatan di KRI Banda Aceh yang juga dikerahkan dalam pencarian korban pun tidak melulu search and rescue (SAR). Salat berjamaah tiga sesi (Subuh, Duhur dijamak takdim dengan Asar, dan Magrib dijamak dengan Isya) rutin diselenggarakan. Lokasinya adalah dek utama. Kamis lalu (8/1) di sana juga diselenggarakan Yasinan yang dihadiri Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

”Yasinan di hanggar heli dek rutin Kamis malam setiap berlayar. Kalau sedang di pangkalan, biasanya pengajian dan mengundang khatib pukul 08.00. Yang nonmuslim menyesuaikan,” jelas Perwira Pelaksana KRI Banda Aceh Mayor Laut (P) Priyo Dwi Saputro.

Selama operasi SAR, di KRI Banda Aceh tidak terdengar suara musik dari ruangan para awak kapal maupun penyelam gabungan TNI. Televisi di lounge room perwira maupun lounge room pasukan lebih banyak menjadi pajangan.

Meski dilengkapi parabola salah satu provider penyedia televisi berbayar, tayangan lebih sering mengalami gangguan. Apalagi saat cuaca kurang bersahabat.

Upaya pencarian bangkai pesawat dengan penyelaman ke dalam dasar laut di Selat Karimata menguras energi 57 penyelam. Setiap hari mereka turun ke dasar laut mulai pukul 06.00. ”Hiburan kami ya suara ombak yang menemani mengantarkan istirahat malam,” ujar Serma Mar Boflen Sirait, anggota penyelam senior yang berdinas di Yontaifib, Pasmar-2 Jakarta.

BERBAGAI faktor membuat pencarian korban dan pesawat AirAsia QZ8501 tidak bisa dilakukan 24 jam. Personel yang terlibat dalam proses pencarian, Badan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News