Sulastri Tak Bisa SMS, Sutarwi Dilempari Pemabuk
Sabtu, 20 Februari 2010 – 05:19 WIB
"Kalau mabuk, mereka turun ke jalan dan bernyanyi-nyanyi. Itu rutin setiap dua minggu sekali. Kadang dalam kondisi mabuk mereka melempari kantor. Dulu sih kaget. Tapi, sekarang sudah biasa," ungkapnya.
Karena itu, dia berkomitmen untuk bertugas sebaik mungkin, meski tanpa fasilitas pendukung. "Secara emosi, saya bangga dengan pekerjaan saya karena bisa menjaga bendera Merah Putih berkibar di wilayah negara orang. Saya harap ini akan tercacat sebagai amal baik," ungkapnya. (kum)
Vanimo merupakan ibu kota Provinsi Sandaun, provinsi termiskin kedua di Papua Nugini. Sandaun berasal dari bahasa Inggris sun down. Artinya, matahari terbenam. Vanimo dihuni 9.778 penduduk. Karena eksodus warga Papua ke PNG pada 1970 dan 1980-an, terdapat kantong-kantong penampungan warga Papua. Misalnya, di Black Wara, Waromo, Bewani, dan Amanab.
Berdasar catatan Badan Perbatasan dan Kerja Sama Daerah Provinsi Papua, sejak 1984, ada 15.182 orang asal Papua yang direpatriasi ke 11 kabupaten di Papua. Pada 2007, 179 pelintas batas kembali ke Papua.Sutarwi menuturkan, dirinya memang kerap khawatir atas kondisi keamanan di Vanimo. Hal itu menyusul memanasnya aksi separatisme di wilayah Papua. Dia mengungkapkan, tak sedikit milisi yang lari dari kejaran aparat militer Indonesia dan masuk ke hutan di wilayah PNG. Karena itu, dia kerap berjaga-jaga agar tidak ada serangan dari para separatis tersebut.
Selama bertugas di sana, dirinya justru mengaku kerap mendapat suntikan nasionalisme. Dia menemukan tak sedikit warga Papua yang pada era 90-an melarikan diri ke wilayah PNG datang ke kantornya dan meminta akses untuk kembali ke tanah air. Hal itu, kata dia, membuktikan bahwa Indonesia adalah negara yang membanggakan.
Karena itu, dia berkomitmen untuk bertugas sebaik mungkin, meski tanpa fasilitas pendukung. "Secara emosi, saya bangga dengan pekerjaan saya karena bisa menjaga bendera Merah Putih berkibar di wilayah negara orang. Saya harap ini akan tercacat sebagai amal baik," ungkapnya. (kum)
Bagi diplomat, bertugas di negara terpencil dan miskin punya tantangan tersendiri. Yang paling menakutkan adalah ketika jalur komunikasi terputus.
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu
BERITA TERKAIT
- Ketua DPD RI Usulkan Lemhanas Memproduksi Film Bertema Cinta Tanah Air dan Patriotisme
- Merasa Ditipu Mafia Tanah, Diplomat Indonesia Menuntut Keadilan
- Universitas Budi Luhur Gelar Simulasi jadi Diplomat untuk Tingkat SMA/SMK
- Patriotisme Etnis Tionghoa Bagi Nusantara Sangat Luar Biasa
- Diplomat Tiongkok Ini Mendadak Beken Gegara Terlibat Baku Hantam di Dua Negara
- Diplomat Tiongkok Jadi Sorotan Setelah Terlibat Baku Hantam di Inggris