Sulit Ditebak, Sulit Diprediksi
Senin, 23 Juni 2008 – 11:27 WIB
TENERO – Turki akhirnya menjadi lawan Jerman di laga semifinal yang berlangsung di Basel pada 26 Juni mendatang. Pendukung Der Panzer (julukan Timnas Jerman) tentu merasa lega. Pasalnya, Michael Ballack dkk terhindar bentrok lawan Kroasia, yang pernah mengalahkan Jerman di fase penyisihan grup. Selain itu, keberadaan pelatih Joachim Loew juga dianggap sebagai nilai plus bagi Jerman. Pasalnya, Loew memiliki pengalaman melatih di dua klub asal Turki, yakni Fenerbahce (1998-1999) dan Adanaspor (2001). Benarkah ini sebuah keuntungan ? Loew mengaku kalau dia memang mengenal karakter dan pemain-pemain Turki. Namun, der trainer berusia 48 tahun tersebut tak menganggapnya itu sebagai sebuah keuntungan. Sebab, menurut Loew, skuad asuhan Fatih Terim itu adalah tim yang sulit diprediksi. Loew menegaskan bahwa hingga saat ini dirinya masih memiliki kedekatan dengan Turki. Bahkan dirinya memiliki informan yang hingga kini tinggal di negeri yang beribu kota di Istanbul tersebut. Namun, karena Turki adalah tim sulit ditebak, faktor kedekatan dan adanya informan tak terlalu banyak membantu. Soal keberhasilan Turki, asisten Andreas Koepke, mengatakan bahwa kubu Jerman tak terlalu kaget. Seluruh staf tim Jerman memang menyaksikan laga perempat final Kroasia lawan Turki. Dan Loew, menurut Kopke, tak tampak terkejut melihat Turki yang tiba-tiba bisa membalik keadaan di menit-menit akhir. Koepke sendiri mengaku lebih senang jika Kroasia yang akan menjadi lawan Jerman di partai semifinal nanti. ’’Karena kami masih memiliki sesuatu yang belum tuntas dan harus dibayar oleh mereka,’’ tegas Koepke yang juga mantan kiper Timnas Jerman itu.
’’Turki telah menunjukkan bahwa mereka adalah tim yang tidak bisa ditebak. Unggul berapapun bukan jaminan bahwa mereka telah kalah,’’ papar Loew seperti dilansir Associated Press. ’’Mereka adalah tim yang tidak bisa ditebak. Dan itu yang membuat mereka berbahaya,’’ sambungnya.
Baca Juga:
’’Ya, saya masih memiliki beberapa teman di sana (Turki) yang secara reguler bisa saya hubungi. Tapi itu tak akan membantu,’’ paparnya.
Dalam dua laga terakhir di fase penyisihan grup dan perempat final, Turki memang tampil sebagai tim yang tiba-tiba bangkit dan membalik kekalahan. Yang mengesankan adalah saat menghadapi Kroasia. Dimana Turki mampu bangkit di masa injury time perpanjangan waktu kedua dan finis sebagai pemenang laga.
Baca Juga:
Hingga saat ini, Loew masih belum membeberkan strategi apa yang akan digunakannya untuk menaklukkan Nihat Kahveci dkk. Pada pertandingan sebelumnya, Jerman lebih sering menggunakan strategi menyerang 4-4-2 dengan dua striker di depan.
TENERO – Turki akhirnya menjadi lawan Jerman di laga semifinal yang berlangsung di Basel pada 26 Juni mendatang. Pendukung Der
BERITA TERKAIT
- 5 Cedera Paling Mengerikan dalam Sejarah UFC, Salah Satunya Dialami Jon Jones
- Gebrakan Terbaru PBSI, Seleksi Pelatih Baru Secara Terbuka, Ingin Cari Figur Kompeten
- Daftar Harga Tiket Laga Kandang Timnas Indonesia di Piala AFF, Mulai Rp 125 Ribu
- Ruud van Nistelrooy Sedih Saat Harus Hengkang dari MU
- Ini Alasan Viktor Axelsen Mundur dari BWF World Tour Finals 2024
- Dramatis, Ada Penalti di Menit 98 Laga Dewa United Vs PSS