(Sulit Judul)

Oleh Dahlan Iskan

(Sulit Judul)
Dahlan Iskan.

Usaha lainnya adalah ritel pakaian: Giordano, tetapi toko-tokonya yang di berbagai kota di Tiongkok sudah dijual.

Tentu banyak kelompok seperti itu yang lain. Misalnya dari kelompok Demosisto. Yang sudah diulas juga di DI's Way (Baca juga: Gerakan Lokal).

Yang radikal itulah yang pada dasarnya punya agenda khusus: ingin Hong kong merdeka dari Tiongkok.

Katakanlah lima tuntutan itu dipenuhi. Yang aliran keras itu pasti punya alasan lain lagi. Tujuan utamanya memang bukan itu.

Pernah, misalnya, ada masalah bahasa. Awal tahun lalu. Tiba-tiba saja ada isu: sekolah-sekolah di Hong Kong akan diwajibkan mengajarkan bahasa Mandarin.

Isu itu menjadi besar. Gelombang penentangan pun meluas. Mereka menolak bahasa Mandarin.

Mereka merasa itu bagian dari intervensi Tiongkok ke Hong Kong. Itu merupakan upaya Tiongkok untuk menghapus identitas Hong Kong.

Orang Hong Kong sangat bangga dengan bahasanya sendiri: bahasa Kanton. Yakni bahasa yang sama yang dipergunakan di satu provinsi besar di Tiongkok: Guangdong.

Tiongkok kian kaya, bahkan kemudian mengalahkan Hong Kong. Uang renminbi pun kemudian mereka terima. Belakangan nilai renminbi lebih tinggi ketimbang dolar Hong Kong.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News