Sulit Memulai Usaha di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Departemen Statistika Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Cyrus Network mengadakan survei yang melibatkan pekerja dan para pencari kerja di sepuluh kota besar di Indonesia.
Salah satu poin yang dibahas yakni mengenai tingkat kesulitan memulai usaha di Indonesia, jika dibandingkan dengan negara tetangga.
Tercatat 69,8 persen responden setuju memulai usaha di Indonesia lebih sulit dilakukan jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
"Ada kesadaran baik di pencari kerja ataupun yang sudah bekerja, bahwa Indonesia ini masih belum dilirik dan masih kalah saing dengan negara tetangga kalau soal investasi," kata Guru Besar Statistika IPB Prof. Khairil Anwar Notodiputro, Jumat (17/4).
Persepsi terhadap sulitnya memulai usaha ini, angkanya lebih besar di kalangan para pencari kerja dengan persentase mencapai 70 persen.
Sementara, 69,5 persen pekerja menganggap upaya memulai usaha di Indonesia saat ini memang lebih sulit jika dibandingkan dengan negara tetangga lain.
"Ini isu yang sejalan bahwa sulitnya memulai usaha akan berkaitan dengan sulitnya investasi masuk. Baik para pekerja ataupun pencari kerja, menyadari hal tersebut," kata Khairil.
Publik juga memiliki persetujuan bahwa Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja yang saat ini sedang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memiliki tujuan mempermudah perizinan berusaha.
Tercatat 69,8 persen responden setuju memulai usaha di Indonesia lebih sulit dilakukan jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
- Kemendes PDT Pastikan Info Rekrutmen Pendamping Lokal Desa 2024-2025 Hoaks
- Debat Pilgub Banten, Paslon Nomor Urut 1 & 2 Adu Gagasan Soal Pengentasan Pengangguran
- Menko Perekonomian Ungkap Potensi Baru Dukungan Transisi Energi untuk Indonesia
- Tokoh Masyarakat Banten Minta PSN PIK 2 Jangan Dipolitisasi
- Dorong Laju Investasi di Ngawi, Bea Cukai Menerbitkan Izin Fasilitas Kawasan Berikat
- Pemkot Kupang Dorong Kemudahan Investasi untuk Penyerapan Tenaga Kerja