Sulit Menyebut Letjen Edy Rahmayadi Langgar Kode Etik
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat militer dari Universitas Indonesia Andi Widjajanto mengakui, sulit menyebut Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi melanggar kode etik, jika tetap melakukan kegiatan politik terkait keinginannya maju sebagai calon gubernur Sumut.
Apalagi jika setiap kegiatan politiknya dilakukan tanpa mengenakan seragam TNI.
"Selama belum masa kampanye, persoalan etika menjadi susah. Karena regulasi yang ada saat ini tak berhasil menutup itu," ujar Andi usai jadi pembicara pada dialog yang digelar The Habibie Center di Bilangan Kemang, Jakarta, Kamis (21/12) petang.
Andi menilai, rezim penyelenggara pemilu yang ada saat ini harus dapat menutup celah tersebut. Paling tidak mengatur ketentuan tidak saja setelah tahapan pemilihan berjalan, tapi juga sebelumnya.
"Mengenai lubang regulasi di pra-kampanye, saya kira mesti ditutup rezim pemilu," ucapnya kemudian. (gir/jpnn)
Letjen Edy Rahmayadi belum bisa dianggap melanggar kode etik selama dalam melakukan kegiatan politik, dia tidak mengenakan seragam TNI.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Bobby-Surya Unggul dari Edy-Hasan dengan Selisih Sekitar 1,6 Juta Suara
- Ini Alasan KPU Kurangi Massa Pendukung di Debat Ketiga Pilgub Sumut
- Dukung Bobby-Surya, Relasi Sumut Jadi Tambahan Kekuatan Amir-Jiji di Binjai
- Soal Peluang Edy-Hasan di Pilkada Sumut, Sekjen PDIP Bilang Begini
- Hasto PDIP: Edy Rahmayadi Pemimpin yang Berjuang dari Bawah, Bukan Karbitan
- PDIP Beri Surat Tugas ke Edy Rahmayadi Maju Cagub Sumut