Sulitnya Mendeteksi Tuberkulosis pada Anak
jpnn.com - TUBERKULOSIS atau TB merupakan penyakit menular yang menyerang paru-paru. Meski dapat menyebabkan kematian, namun TB dapat dikontrol jika rutin mengkonsumsi isoniazid atau rifampicin, dua obat paling ampuh untuk menangangi pasien TB. Namun kini berkembang bakteri TB baru yang kebal terhadap dua obat tersebut, dan bahkan sudah menginfeksi 32.000 anak di seluruh dunia!
Helen Jenkins dari Brigham and Women's Hospital Division of Global Health Equity mengatakan bahwa banyak sekali anak-anak yang meninggal akibat TB yang tidak terdeteksi, termasuk bakteri Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB). Hal ini diakibatkan oleh sedikitnya data yang dimiliki tentang bakteri TB jenis baru tersebut.
"Satu juta anak terinfeksi TB setiap tahunnya, dan dari semua itu hanya sepertiga yang pernah terdiagnosa dan mendapat pengobatan," kata Helen, seperti dilansir laman Reuters, Rabu (23/4).
Dr. Ted Cohen, salah satu rekan Helen dari Harvard University mengatakan bahwa pada sebagian besar kasus, TB pada anak bukannya tidak terdeksi gara-gara orang tua lalai dan tidak membawanya ke dokter atau rumah sakit. Namun lebih dikarenakan bakteri TB yang sulit terlihat pada tubuh anak-anak.
"Meski bakteri TB menyerang paru-paru, tidak selalu begitu keadaannya pada anak-anak. Kemungkinan besar bakteri TB tersebut tidak bersarang di paru-paru, namun di bagian tubuh lain. Itu yang membuat TB anak sulit dideteksi, terutama MDR-TB," kata Dr. Cohen lebih lanjut.
Multi-drug-resistant Tuberculosis atau yang biasa disingkat MDR-TB merupakan jenis TB yang resistant terhadap isoniazid atau rifampicin, dua jenis antibiotik yang paling sering digunakan dokter untuk menangani TB.
Data yang dimiliki Kementerian Kesehatan menyebutkan ada 6.900 pengidap MDR-TB di Indonesia. Sementara itu, menurut laporan WHO, ada sekitar 250.000 pengidap MDR-TB dari keseluruhan 8,6 juta pengidap TB di dunia, dan 32.000 diantaranya adalah anak-anak.
Tidak hanya itu, dari keseluruhan 8,6 juta pengidap TB di dunia, 1,3 juta di antaranya meninggal dunia. Sementara itu, 40 persen pengidap TB berasal dari Asia Tenggara. Indonesia pun berada di peringkat 4 untuk jumlah negara dengan pengidap TB terbanyak di dunia.(fny/jpnn)
TUBERKULOSIS atau TB merupakan penyakit menular yang menyerang paru-paru. Meski dapat menyebabkan kematian, namun TB dapat dikontrol jika rutin mengkonsumsi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kenali Bahaya Radang Paru-Paru, Simak Info Pengobatan yang Tepat dari IDI Grobogan
- Tips Cara Mengobati Asma dari IDI Cilacap
- Larangan BPA di UE Mulai 2024, Kapan Indonesia Menyusul?
- 5 Manfaat Rutin Minum Air Jahe Campur Gula Aren, Pria Pasti Suka
- 3 Manfaat Teh Tawar yang Luar Biasa
- 5 Khasiat Kelengkeng, Lindungi Tubuh dari Serangan Penyakit Ini