Sulitnya Menembus Lokasi Jatuhnya Pesawat Sukhoi di Gunung Salak

Terpaksa Tidur di Tepi Jurang Sedalam 750 Meter

Sulitnya Menembus Lokasi Jatuhnya Pesawat Sukhoi di Gunung Salak
Wartawan Foto Jawa Pos, Raka Denny di tebing Gunung Salak, lokasi dekat jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100, Jumat 11 Mei 2012. Foto: Jefri Tarigan for JAWA POS
Sementara itu, tebing yang curam, elevasi 85 derajat, membuat tidak ada jalur pendakian dari Gunung Salak Dua menuju dinding tebing timur Gunung Salak Satu yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi.

Akhirnya, hari benar-benar gelap, tidak ada yang membawa senter. Untuk  menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kami mau tidak mau menginap di punggung Gunung Salak Dua. Kabut tebal dan hawa dingin khas puncak gunung sangat menyiksa kami. Apalagi tidak ada yang membawa jaket gunung, tenda, maupun sleeping bag. Air minum dan makanan juga sudah habis sejak sore.

Mau bagaimana lagi, kami harus bertahan dengan kondisi apa adanya hingga esok paginya (kemarin). Kaki menjuntai ke jurang, punggung menempel di tebing. Hanya ada celah kecil memanjang selebar setengah meter yang kami gunakan untuk base camp. Setengah meter dipakai empat orang. Empat orang lagi membuat base camp di tempat yang sedikit lebih tinggi.

Jumat pagi, sekitar pukul 06.00, hawa dingin mulai berkurang. Kabut tebal yang semalam menutupi pegunungan juga berangsur menghilang. Tebing timur-utara Gunung Salak Satu yang menjadi tempat jatuhnya pesawat samar-samar terlihat dari tebing Gunung Salak Dua yang menjadi flying base camp kami.

KEINGINAN menyajikan hasil liputan terbaik untuk pembaca membuat wartawan foto Jawa Pos Raka Deny Respati nekat mendaki puncak Gunung Salak Kamis

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News