Sulitnya Merawat Ribuan Koleksi Seni Istana Kepresidenan
Paling Repot bila Lukisan Para Maestro Rusak
Minggu, 12 Juni 2011 – 08:08 WIB

RAWAT KOLEKSI SENI: Salah satu perawatan koleksi seni di Istana Bogor. Foto: Dokumen Biro Pengelolaan Istana
Sebagian istana kepresidenan tersebut adalah Istana Negara dan Istana Merdeka di Jakarta. Selain itu, ada Istana Bogor, Istana Cipanas, Gedung Agung (Jogjakarta), dan Istana Tampaksiring (Bali). Khusus istana kepresidenan di Jakarta, koleksi lukisannya berjumlah 757 buah. Juga ada 17 relief, 522 patung dan arca, 756 kerajinan keramik, 218 karya perak dan perhiasan, serta 619 hasil kerajinan lain. Barang-barang seni tersebut berada di bawah Biro Pengelolaan Istana, khususnya bagian seni budaya dan tata graha.
Adek menceritakan, barang-barang seni itu merupakan koleksi para presiden Republik Indonesia. "Info yang saya dapat, awalnya koleksi itu adalah koleksi pribadi Bung Karno," tuturnya.
Bung Karno yang juga proklamator tersebut memang tidak hanya dikenal sebagai negarawan, tapi juga seorang pencinta seni. Bahkan, visi seninya cukup tinggi. Adek mengisahkan, pernah ada seorang ahli restorasi dari Belgia yang melihat koleksi lukisan istana. "Dia berkomentar sambil berdecak, presiden pertama Anda sangat hebat karena koleksinya setara dengan museum di Eropa," tutur Adek, menirukan ucapan ahli tersebut. "Itu saya ingat untuk memotivasi diri agar merawat dengan baik," sambung perempuan asal Solo tersebut.
Sebagian koleksi seni tersebut diperoleh saat presiden yang bersangkutan melaksanakan kunjungan ke luar negeri. Biasanya, saat itu ada cenderamata. Ada juga pemberian atau persembahan dari daerah. Kebiasaan tersebut lantas dilanjutkan oleh presiden-presiden selanjutnya.
Mengurusi barang-barang seni bernilai tinggi bukan perkara gampang. Terlebih, ribuan hasil karya adiluhung itu adalah peninggalan para presiden RI
BERITA TERKAIT
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif