Sultan Sebut Sawit Bisa Jadi Modal Soft Power Indonesia Dalam Geopolitik Global

“Kita beruntung menjadi negara dengan produksi sawit terbesar di dunia. Artinya, semua negara mengakui Indonesia menjadi market leader dan price maker produk olahan kelapa sawit di dunia,” ujar Sultan.
Pasar CPO global, kata Sultan, sangat bergantung dengan kebijakan sawit Indonesia. Sehingga sangat beralasan jika pemerintah ingin melakukan ekstensifikasi perkebunan kelapa sawit ke semua wilayah yang memiliki lahan yang cukup luas.
"Meskipun setiap pilihan kebijakan tentunya memiliki konsekuensi dan resiko tertentu. Kami percaya Pemerintah sudah memiliki hitungan dan kajian yang mendalam terhadap resiko atas setiap program yang dianggap penting dan strategis bagi ketahanan nasional,” ujar Sultan.
Pada bagian akhir, Sultan mengatakan intinya dari dari parlemen sangat mendukung program ketahanan pangan d energi pemerintah Prabowo meskipun banyak anggota DPD RI yang mempertanyakan rencana pembukaan lahan 20 JT HA oleh MENHUT.
“Kami berkewajiban memberi masukan agar rencana pembukaan lahan baru tersebut di kalkulasi kembali dan yang paling penting pembukaan lahan baru harus memperhatikan dampak agar kondisi tetap terjaga,” ujar Sultan.(fri/jpnn)
Ketua Dewan DPD RI Sultan B Najamudin menilai produk perkebunan kelapa sawit Indonesia berpeluang menjadi soft power Indonesia dalam peta geopolitik global.
Redaktur & Reporter : Friederich Batari
- Secangkir Kopi Sambut Pengunjung di Pavindo, World Expo 2025
- Laporan Reses, DPD RI Beberkan Isu Prioritas dan Krusial di Daerah
- Bertemu Wali Kota Kupang, Senator Abraham Paul Liyanto Jajaki Konsep Sister City
- Senator Lia Istifhama Apresiasi Respons Cepat KJRI Jeddah Dalam Menangani Jemaah Haji Indonesia
- Terima Gubernur Provinsi Tomsk Rusia, Sultan Bahas Kerja Sama di Bidang Riset Hingga Sister City
- Sultan Minta Pelindo II Atasi Pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai dengan Skala Penuh