Sultra Dianggap 'Surga' Imigran Gelap

Sultra Dianggap 'Surga' Imigran Gelap
Sultra Dianggap 'Surga' Imigran Gelap
"Modus barunya, dengan subjek VoA itu bisa masuk Indonesia pakai visa. Setelah masuk, bisa bergeser ke Australia. Beralasan berwisata ke Indonesia, lalu menyeberang ke negara tujuan," rinci Kepala Seksi Status Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Kendari ini.

Lain halnya dengan imigran tanpa dokumen lengkap. Imigrasi Kendari sulit mendeteksinya. Umumnya dilakoni warga Myanmar, masuk tanpa passpor melalui Malaysia. Hanya pekerja yang memiliki passpor. Rutenya dari Yangoon, Singapura, Malaysia dan Indonesia lalu menyeberang ke Australia. 

   

"Lebih dekat dari Wakatobi, hanya enam jam ke Australia. Biasanya pakai kapal kayu. Kalau Iran biasanya dilengkapi dokumen, malah kadang disembunyikan. Nanti terdesak baru dimunculkan," sebutnya. Ditengarai, imigran gelap itu masuk dibantu jaringan tertentu. Biasanya, lima sampai sepuluh orang.

   

Menyangkut dugaan keterlibatan pejabat Imigrasi Kendari yang meloloskan imigran beberapa waktu lalu, Edisong menilai itu hanya perbuatan oknum. Bukan kelembagaan. Sebelum itu terjadi kepala Kantor Imigrasi Kendari kerap menasehati anak buahnya agar tidak terlibat. "Jadi ini perbuatan oknumnya. Kakanwil sudah berkali-kali mengingatkan," jelasnya.

   

KENDARI - Wilayah Timur Indonesia menjadi "surga" transit imigran Iran dan Myanmar menuju negara ketiga, Australia. Sultra juga adalah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News