Sulut Maksimalkan Aktivitas Promosi Pariwisata

Sulut Maksimalkan Aktivitas Promosi Pariwisata
Menteri Pariwisata Arief Yahya. Foto: Kemenpar

Dia mengakui, infrastruktur pariwisata memang banyak yang perlu dibenahi.  Namun, pembenahan itu harus dilakukan secara bertahap.

“Dengan promosi diharapkan ada investasi. Seperti teori ekonomi. Kalau dulu kita dengar dengan modal sekecil-kecilnya bisa dapat untung sebesar-besarnya, sekarang lain. Dengan modal tertentu bisa menghasilkan keuntungan tertentu pula. Jadi, dengan modal Rp 1,2 miliar, misalnya, diharapkan dapat keuntungan setidaknya dua kali lipat. Keuntungan itu untuk perlahan-lahan bangun infrastruktur,” tuturnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, bahwa pariwisata adalah cara yang paling cepat, paling murah dan paling cocok buat Indonesia untuk take off. Paling cepat, karena potensi alam (nature) dan budaya (culture)-nya sudah ada di tangan.

"Paling murah, karena rasio biaya promosinya hanya 2% dari projection devisa yang ingin dihasilkan. Mana ada industri selain pariwisata yang bisa seperti ini?" kata Menpar Arief Yahya yang tahun 2013 lalu dinobatkan sebagai Marketeer of The Year oleh MarkPlus itu.

Satu lagi, lanjut Menpar Arief, pariwisata adalah penghasil lapangan kerja yang paling besar dan memiliki multiplying effects yang luas. Setiap

investasi 100%, rantai ekonominya akan bergulir hingga  170%.

Terkait destinasi wisata unggulan, dia mengklaim semua daerah di Sulut memiliki potensi.  Saat ini, Sulut memiliki setidaknya 14 destinasi wisata unggulan. Di antaranya, Taman Nasional Bunaken, Bukit Kasih Kawangkoan, Pulau Lihaga, dan Pantai Pasir Putih Siladen.

Selain itu, ada pula Waruga Airmadidi, Taman Wisata Alam Tangkoko, Selat Lembeh, Benteng Moraya Minahasa, Gunung Tumpa, dan Bukit Tetempangan.

Promosi! Promosi! Promosi! Kata itu terus digaungkan oleh Gubernur Olly Dondokambey dan seluruh jajaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News