Sumatra Siapkan Gerakan Pro Kakao
Kamis, 09 Juli 2009 – 22:54 WIB
Pertama soal posisi pemerintah yang kini belum memiliki kebun-kebun yang dapat digunakan sebagai sumber mata entres. "Akibatnya Askindo terpaksa menggunakan mata entres yang bersumber dari kebun-kebun petani yang telah disertifikasi oleh institusi yang belum kualifait," kata Zulhefi.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga belum memiliki scope pekerjaan rehabilitasi karena pohon-pohon yang akan direhabilitasi tersebar di dalam hutan-hutan kakao sehingga menyulitkan untuk monitoring dan pengawasannya.
"Yang lebih memprihatinkan, seperti yang selama ini terjadi di kawasan timur Indonesia, pelaksanaan kegiatan rehabilitasi diserahkan kepada perusahaan penyedia bibit yang sama sekali tidak berpengalaman dan tidak pula memiliki keahlian dalam merehabilitasi tanaman kakao," tegasnya.
Oleh karena itu, Askindo mendesak pemerintah agar memperlakukan sistem pengawasan ketat terhadap pelaksanaan rehabilitasi pohon kakao karena tingginya potensi kegagalan dan biayanya cukup besar. "Paling tidak, pemerintah menyediakan dana Rp1 triliun," kata Zulhefi.
JAKARTA - Ketua Umum dan Sekjen Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) masing-masing Halim Abdul Razak dan Zulhefi menegaskan tiga provinsi di Sumatera
BERITA TERKAIT
- BAZNAS Angkat Kisah Guru Papua dalam Buku Mengajar di Batas Negeri
- Warga Angkatan 45 Geger, Romiah dan Bobi Mengaku Tidak Kenal
- Pentolan KKB Pembunuh Personel Satgas Elang Berani Nongol di Warung Depan Polres
- Sejumlah Wilayah Ini Wajib Waspada karena Efek Erupsi Gunung Semeru
- Jasa Raharja & Korlantas Polri Survei Kesiapan Pengamanan Nataru
- 3 Siswa SMKN 4 Semarang yang Ditembak Polisi Itu Anak Saleh, Remaja Masjid, dan Paskibraka