Sumpah Pemuda Versi 4.0

Sumpah Pemuda Versi 4.0
Sumpah Pemuda 2021. Ilustrasi: Sultan Amanda/JPNN.com

Namun, mereka menempatkan agama pada posisi yang tepat dan terhormat sebagai spirit perjuangan tanpa harus memasukkannya ke dalam rumusan formal.

Titik krusial ketika itu adalah semangat merumuskan terbentuknya negara-bangsa (nation-state) yang ketika itu idenya sudah mulai bermunculan di negara kolonial Asia dan Afrika.

Maka tiga rumusan sumpah itulah yang kemudian menjadi penyangga utama, pembentukan negara bangsa Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang kemudian menjadi modal utama kemerdekaan 1945.

Kini, 93 tahun berselang. Semangat sumpah pemuda harus terus-menerus direvitalisasi supaya tetap relevan. Ketika Indonesia sekarang tengah terkoyak oleh berbagai isu yang mengancam eksistensi NKRI maka kita bisa berkaca lagi kepada wisdom anak-anak muda itu.

Saat ini, dibutuhkan revitalisasi sumpah pemuda menjadi “Soempah Pemoeda 4.0”. Para pemuda milenial sekarang menghadapi tantangan yang berbeda.

Kalau dulu, dunia terbelah antara dunia pertama Eropa dengan dunia ketiga yang menjadi korban opresi, maka sekarang dunia sudah menjadi satu. Dunia sudah menjadi global village, desa buana, yang mempunyai aspirasi yang sama terhadap perdamaian dan kesejahteraan.

Revolusi informasi 4.0 menjadikan dunia terkoneksi menjadi satu. Kalau dulu imagined community hanya sebatas garis nasional maka sekarang anak-anak muda milenial itu mempunyai komunitas bayangan baru yaitu Imagined Community Global. Konsep negara bangsa, nation-state, sudah obsolete, tak cocok lagi menjawab tantangan globalisasi.

Yang dibutuhkan sekarang bukan pemikiran sektarian dan parokial. Anda tak mungkin bisa menang sendiri kaya sendiri, dan membiarkan orang lain kalah dan miskin.

Kini, 93 tahun berselang, semangat Sumpah Pemuda harus terus-menerus direvitalisasi supaya tetap relevan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News