Sumut Bisa Selevel Maluku dan Papua

Sumut Bisa Selevel Maluku dan Papua
Sumut Bisa Selevel Maluku dan Papua
JAKARTA -Apakah aksi kekerasan yang berakibat kematian Ketua DPRD Sumut Abdul Aziz Angkat bakal menjadi trend di Sumut? Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menjawab, semua tergantung bagaimana nanti perkembangan kasus ini. Dalam teori, aksi kekerasan dan gejolak massa itu ada dua pemicunya. Pertama, daya dorong. Ini menyangkut ada tidaknya isu-isu politik ataupun isu yang berbau SARA.

 

Dalam konteks Sumut ini, kalau isu politik terkait Provinsi Tapanuli terus bergulir dan bercampur baur dengan isu SARA, maka kemungkinan kekerasan berlanjut bisa terjadi.

"Karena, isu politik dan isu SARA cenderung lebih laten dibanding isu ekonomi dan sosial," ulasnya kepada JPNN, Kamis (5/2). Faktor pemicu kedua, ada tidaknya daya tarik. Ini menyangkut sigap tidaknya aparat keamanan. Kalau massa melihat pengamanan lemah, maka dia akan leluasa bertindak brutal.

 

Apakah Sumut tergolong daerah rawan seperti Maluku atau Papua? Adrianus yang juga pengamat kepolsian itu mengatakan, tergantung ada tidaknya dua pemicu itu nanti muncul. Selama ini, masyarakat memandang bahwa Sumut itu daerah yang tenang-tenang saja. Masyarakat beranggapan bahwa daerah yang bergejolak hanyalah Papua, Maluku, ataupun Aceh.

 

"Nah, barangkali karena anggapan itu pula, aparat kepolisian tenang-tenang saja saat ada kerumunan massa di depan gedung DPRD pada Selasa lalu itu. Ketika rusuh, polisi kaget, tergagap-gagap, terlambat bertindak karena dikira tidak akan rusuh," ujarnya. (sam/JPNN)

JAKARTA -Apakah aksi kekerasan yang berakibat kematian Ketua DPRD Sumut Abdul Aziz Angkat bakal menjadi trend di Sumut? Kriminolog dari Universitas


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News