Sumut Juara 2 Konflik Kekerasan Perkebunan
Jumat, 11 Januari 2013 – 07:37 WIB
Sisanya terjadi 7 kasus di Kalimantan, 4 kasus di Pulau Jawa, 2 di Sulawesi dan 1 kasus di Papua. Menurut Indiriaswati, rata-rata bentrokan horizontal yang terjadi antara petani atau warga setempat, dengan buruh-buruh perusahaan perkebunan atau pasukan keamanan perusahaan, yang biasa di-back up aparat kepolisian atau aparat keamanan.
“Kekerasan fisik akibat konflik lahan ini menimbulkan 48 korban yang berasal dari petani atau warga, 14 korban dari polisi dan TNI, 29 korban dari pasukan keamanan perusahaan atau pamswakarsa, 11 orang dari pekerja perkebunan yang bukan merupakan keamanan perusahaan, dan 21 orang korban tak teridentifikasi atau tidak jelas identifikasinya,” ujarnya.
Korban-korban ini belum termasuk mereka yang ditangkap, kehilangan dan kerusakan harta benda, maupun yang mengalami kekerasan ekonomi karena tergusur dan kehilangan akses atas penghidupan.
“Dari data ELSAM, menunjukkan serangkaian konflik kekerasan akibat konflik lahan ini, korban terbanyak adalah warga petani, yang disusul dengan pasukan keamanan perusahaan/pamswakarsa,” ujarnya.
JAKARTA – Sumatera Utara kembali menjadi sorotan publik nasional, bahkan internasional. Namun bukan karena keindahan Danau Toba atau prestasi
BERITA TERKAIT
- Kapolres Inhu & Tim Pamatwil Polda Riau Cek Kesiapan TPS Khusus
- TNI-Polri Bersinergi Jaga Situasi Kondusif & Mewujudkan Pilkada Damai di Sumsel
- Propam Razia Ponsel Anggota, Siapa yang Punya Aplikasi Judi Online?
- Polda Jawa Barat Gagalkan Peredaran 1 Juta Butir Obat Keras Ilegal
- PPPK 2024 Tahap II: Kaltim Siapkan 9.195 Formasi, Ada Syarat Umum & Khusus Bagi Pelamar
- Ratusan Polisi Bersiaga Amankan Wisuda di Kampus Unpar Bandung Pascateror Bom