Sungai di Barito Diduga Dicemari Limbah Tambang
Senin, 12 Desember 2011 – 02:10 WIB

Sungai di Barito Diduga Dicemari Limbah Tambang
"Kendati belum ada gejala yang signifikan, namun kita tetap berharap agar pihak PT BPM maupun Pemkab Barsel menyikapi dengan serius masalah ini, mengingat ribuan manusia saat ini hidupnya bergantung dari Sungai Ayuh," lanjut Arlin.
Baca Juga:
Jumadiansyah selaku Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Patas, tidak menepis soal ancaman limbah beracun yang diduga milik PT BPM dan mencemari sungai ayuh tersebut. Bahkan pihak desa pernah mempertanyakan hal tersebut ke pihak perusahaan, namun mendapat jawaban yang tidak memuaskan dan sangat bertolak belakang dengan keadaan di lapangan. "Kita banyak mendapat keluhan dari warga karena mulai tercemarnya Sungai Ayuh akibat limbah yang diduga berupa limbah bahan kimia tersebut," kata"Jumadiansyah.
Ironisnya, saat fenomena itu ditanyakan ke pihak PT BPM, pihak perusahaan secara tegas menepis bahwa limbah yang mengotori Sungai Ayuh itu bukan milik PT BPM. Alasan pihak PT BPM karena letak operasional mereka berada jauh dari Sungai Ayuh.
Pihak Managemen perusahaan PT BPM yang enggan namanya disebutkan menepis keras alasanya karena perusahaan mereka posisinya jauh dari sungai ayuh. Apalagi kata dia, banyak perusahaan batubara yang beroperasi dibagian atas sana dan bukan hanya perusahaan mereka. (dep/viv)
BUNTOK - Ribuan warga yang berdomisili di pinggiran Sungai Ayuh kecamatan Gunung Bintang Awai Kabupaten Barito Selatan (Barsel), Provinsi Kalimantan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Festival Budaya di Rumah Singgah Tuan Kadi, Harmoni Melayu & Seruan Peduli Lingkungan
- Pendaki Gunung Ranai Dievakuasi Setelah Terpeleset dan Mengalami Cedera Kaki
- Jasad Korban Banjir di Murung Raya Ditemukan Tersangkut di Dahan Pohon Sawit
- Banjir Rendam Sejumlah Rumah Warga di Kalianda Lampung Selatan, Tak Ada Korban Jiwa
- Kodam I/Bukit Barisan Bantu Warga yang Diduga Diintimidasi Ormas
- Farhan Bimbang Tindak Tegas Kusir Delman yang Getok Tarif Tak Wajar di Bandung