Sungguh, Banjir Kali Ini Membuka Luka Lama
jpnn.com - RIBUAN masyarakat Kampar, Riau, menghadapi bencana banjir dahsyat yang terjadi sejak Senin malam (8/2). Padi di sawah berantakan, ternak-ternak terbawa arus, buku-buku pelajaran bercampur lumpur, seragam sekolah tak berwarna lagi, ikan-ikan keluar dari kolam dan keramba-keramba.
Tak hanya itu, dua nyawa melayang, satu bocah sempat membiru. Kejadian ini membuka lembaran ingatan masyarakat saat kejadian serupa tahun 1978 silam.
MOLLY WAHYUNI, Bangkinang
Senin pagi (8/2), aktivitas masyarakat di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Kampar berjalan sebagaimana biasa. Anak-anak ke sekolah, para orangtua beraktivitas mencari nafkah. Sebagian ada yang duduk santai di warung-warung tepi Sungai Kampar menikmati secangkir kopi setelah selesai memberi makan ikan-ikan yang di dalam kerambah.
Namun menjelang siang, keadaan berubah. Aparat desa datang menyampaikan pengumuman bahwa kondisi PLTA Kotopanjang sudah di ambang batas. Keputusan dilematis harus diambil, debit air waduk mencapai 84,95 meter Diatas Permukaan Laut (DPL), manajemen PLTA harus melepas air dan membuka pintu spill way.
Mendapatkan pengumuman tersebut, masyarakat mulai sibuk. Para petani kerambah berpacu dengan lajunya air agar peristiwa hanyutnya kerambah tak berulang.
Melihat dari banjir yang biasa terjadi, setidaknya seperti peristiwa Januari 2016 lalu, sebagian masyarakat mulai memindahkan peralatan rumah tangga ke bagian-bagian yang lebih tinggi hingga lebih kurang satu meter di dalam rumah. Tapi menjelang malam, Sungai Kampar mengalir deras dan meluap begitu cepat, tak cukup lagi waktu untuk berbenah, kepanikan terjadi.
Kesibukan evakuasi terjadi sejak Senin malam (8/2). Tim gabungan dari Pemkab, TNI, Polri, Basarnas dan warga berusaha maksimal, berpacu dengan derasnya air sungai untuk mengevakuasi warga. Proses evakuasi diwarnai dengan jeritan ketakutan, terlebih tangisan bayi yang memilukan.
RIBUAN masyarakat Kampar, Riau, menghadapi bencana banjir dahsyat yang terjadi sejak Senin malam (8/2). Padi di sawah berantakan, ternak-ternak terbawa
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara