Sungguh, Banjir Kali Ini Membuka Luka Lama
Seperti di Desa Tanjung Rambutan, beberapa ibu rumah tangga dengan baju basah kuyup menggendong anak yang masih balita berdiri terpana di pinggir jalan, menunggu sanak keluarga untuk membantu mengantarkan ke rumah kerabat yang lain di Bangkinang.
“Hendak kemana bu?”, Riau Pos (Jawa Pos Group) menyapa. “Mau mengungsi, rumah sudah terendam banjir,” jawab seorang ibu rumah tangga yang kemudian berlari menuju salah satu mobil pick up untuk mencari tumpangan.
Kepanikan mencapai puncaknya pada Selasa (9/2). Sejumlah akses jalan terputus, salah satunya jalan dari Kecamatan Bangkinang Kota ke Kecamatan Bangkinang yang sekaligus sebagai jalur dari Bangkinang Kota menuju Petapahan. Jalur ini selama ada PLTA Kotopanjang sudah tidak pernah lagi terendam banjir, namun kali ini hampir rata direndam banjir.
Tim gabungan terus melakukan evakuasi, karena keterbatasan peralatan, masyarakat pun berusaha secara mandiri untuk melakukan evakuasi keluarga yang memerlukan bantuan. Perahu-perahu plastik digunakan sebagai alat evakuasi seadanya, namun ada juga yang masih memiliki sampan kayu berusaha untuk menyelamatkan anggota keluarga.
Unsur Pimpinan Pondok Pesantren Darun Nahdha Tawalib Bangkinang Ir H Abdul Gaffar MM ditemui di lokasi banjir mengatakan bahwa mengetahui terjadi banjir, maka santri ditempatkan seluruhnya di lantai dua asrama. Seluruh guru dan karyawan Darun Nahdha Tawalib Bangkinang melakukan pengawasan ketat terhadap keselamatan santri dan secara bergotong royong menyalurkan makanan dan minuman untuk para santri.
Selasa siang (9/2), santri perempuan dijemput oleh orangtua masing-masing. Sedangkan para santri laki-laki ada beberapa orang yang masih bertahan di asrama, karena jauh dari kampung halaman. Namun aktivitas pembelajaran diliburkan hingga banjir benar-benar berlalu. Ada dua santri perempuan yang sempat pingsan karena nekat mengarungi jalan yang masih digenangi banjir.
Namun keduanya langsung dievakuasi dan dilarikan ke posko induk di Lapangan Merdeka Bangkinang Kota.
“Mereka sudah disuruh sabar menunggu antrian untuk evakuasi, tetapi malah nekat mencoba menempuh jalan yang airnya mengalir deras, akhirnya pingsan. Namun hal itu tidak terjadi lama, karena langsung dibawa ke posko untuk mendapatkan pertolongan medis,’’sebut Gaffar.
RIBUAN masyarakat Kampar, Riau, menghadapi bencana banjir dahsyat yang terjadi sejak Senin malam (8/2). Padi di sawah berantakan, ternak-ternak terbawa
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara