Sungguh Mulia, Dokter Spesialis Adiksi di BNN Ini Sudah Tangani 1.500 Pasien

Singgih yang kini menjabat Plt Kasi Rehabilitasi BNNK Surabaya adalah satu di antara dua dokter spesialis adiksi di Jawa Timur.
Dia bersama dr Astrid Kusumawardani yang bertugas di BNNP Jatim berkesempatan mendapat beasiswa untuk mendalami pendidikan Indonesian Short Course on Addiction Medicine (ISCAN).
BACA JUGA : Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham Rayakan HUT, BNN Tagih Janji Revitalisasi
ISCAN merupakan pendidikan kerja sama BNN dengan universitas tertentu yang bertujuan mendalami dampak narkotika dan psikotropika secara detail Melalui ISCAN, Singgih dapat mendeteksi pola kerja setiap jenis narkotika hingga bisa merusak tubuh manusia.
Gejala pecandu setiap jenis narkotika berbeda antara satu dan yang lain sehingga berbeda pula cara penanganannya.
''Gejala orang yang pakai sabu-sabu beda dengan yang pakai ganja. Tapi, di Surabaya ini mereka pakai macam-macam narkotika sekaligus. Pil koplo, sabu-sabu, ganja dipakai semua sehingga gejalanya kompleks,'' ujar Singgih.
Pria 35 tahun itu menyebutkan, setelah mengidentifikasi gejala pecandu secara medis, dokter adiksi akan menentukan tahapan dalam mengasesmennya.
BACA JUGA : BNN Soroti Putusan MA Kembalikan Aset Rp 142 Miliar ke Bandar Narkoba
Tidak mudah bagi dokter spesialis adiksi di BNN untuk membujuk pecandu narkoba agar mau bercerita.
- Ribuan Narkoba Tangkapan TNI AL dan BNNP Aceh Dimusnahkan di Sini
- Bea Cukai Soekarno-Hatta Ungkap Jaringan Narkoba Internasional, Modus Pelaku Beragam
- Transaksi Narkoba di Indonesia Rp 524 Triliun per Tahun
- 3 Residivis Kasus Narkoba di Bali Berulah Lagi
- Anggap Sumut Darurat Narkoba, Sahroni Minta Polda hingga BNN Kerja Sama
- Petugas BNN Jateng Datang, Pengunjung Tempat Hiburan Malam di Semarang Kaget