Suntikan Ekonomi Rp 2.000 Triliun
Oleh Dahlan Iskan
Padahal ada negara yang tumbuhnya lima persen, tenang-tenang saja. Kalau pun berbuat, yang digalakkan adalah mencari kambing hitam: ekonomi global yang kurang baik.
Minggu lalu pemerintah Tiongkok menyiapkan dana baru itu. Stimulus sebesar gajah bunting. Yang akan dialirkan ke masyarakat ekonominya. Melalui kemudahan mendapatkan sumber dana dari bank. Dalam bentuk kredit.
Bank kini diperbolehkan menyalurkan tambahan kredit baru. Senilai USD 110 miliar. Setara dengan Rp 2 ribu triliun tadi.
Caranya: kewajiban simpanan bank di bank sentral diturunkan. Nilai penurunannya satu persen. Bank menjadi lebih punya uang. Untuk disalurkan ke sektor riel.
Apakah ini berarti pemerintah melunak? Dalam mendisiplinkan bank? Dalam menegakkan prinsip pruden? Dalam pengawasan kredit macet?
Tentu pemerintah menjelaskan ‘tidak’. Tapi inilah bagian yang masih harus dilihat kenyataannya.
Ketika resep yang sama diluncurkan di tahun 2008 ternyata menjadi seperti pisau bermata dua. Di satu pihak ekonomi memang berhasil bergairah.
Di pihak lain perbankan menjadi sembrono. Lalu terjadilah ‘gempa’ kredit macet. Yang meninggalkan lubang di mana-mana. Yang dianggap sangat bahaya: bagi fundamental ekonomi Tiongkok.