Superhemat

Oleh: Dahlan Iskan

Superhemat
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Seorang wanita, berburka hitam, memberi saya jus lemon satu botol. Anak gadisnya, yang juga berburka hitam, memberi saya es lilin.

Anak laki-lakinya yang masih kecil memberi saya permen satu kantong plastik. Satu wanita lagi memberi saya satu bungkus kue.

Saya harus pura-pura memakannya. Sedikit demi sedikit. Hanya agar terlihat makan, padahal saya tidak ingin makan semua itu. Kandungan gula di dalamnya pasti tinggi.

Saya sudah lima tahun menghindari gula. Saya tidak punya penyakit gula darah, tetapi saya harus tahu diri: sudah tua.

Saya setuju dengan kata-kata entah dari siapa ini: kalau sudah tua hindari gula. Gula itu bukan makanan manusia. Gula itu makanan semut.

Dulu saya juga minta istri untuk jangan memberi bayi susu sapi. Berilah ASI. Masak anak kecil diberi susu sapi. Susu sapi itu untuk anak sapi.

Kini, setelah tua, saya minum susu tertentu. Tujuan utama saya untuk memberi semangat istri agar mau minum susu itu. Daripada operasi lutut lagi.

Saya harus memberi semangat istri karena istri juga sering memberi semangat saya. Seperti dua hari lalu di Makkah ini. Dia sampai dua kali mengambilkan tisu untuk mengusap air mata saya.

Maka inilah perjalanan pulang dari Neom yang super hemat: karcis bus dari Duba ke Jeddah hanya 180 riyal. Daripada bermalam di Duba 1.500 riyal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News