Suplai Cabai Cukup, Ngapain Impor?
jpnn.com - SURABAYA - Asosiasi Agrobisnis Cabai Indonesia (AACI) Jawa Timur menilai rencana pemerintah untuk membuka keran impor sejumlah komoditas termasuk cabai, terlalu terburu-buru. Karena sebenarnya harga cabai di pasaran relatif normal dan suplai terbilang lancar.
Ketua AACI Jatim Sukoco mengatakan harga rata-rata cabai rawit merah kualitas baik di tingkat petani jatim sebesar Rp 11.000 per kg. Sedangkan harga cabai merah besar Rp 16.000 per kg dan cabai merah keriting Rp 14.000 per kg.
Harga ini sudah bertahan sejak satu bulan terakhir. Kalau dibandingkan sebelumnya malah mengalami penurunan karena banyaknya daerah yang panen.
"Tentu harga segitu terbilang normal. Karena suplai cabai di pasaran terus berlangsung. Kalau suplai sampai terganggu, harga di tingkat petani sudah pasti melambung. Makanya kalau di tingkat petani hanya sebesar itu, tapi di pasaran tinggi pasti ada yang tidak beres di rantai distribusi. Sejauh ini saya juga belum mendengar lonjakan harga cabai yang signifikan," ujar dia kemarin (9/6).
Berdasar kalkulasi dari hasil panen mencukupi untuk kebutuhan hingga September. Dengan demikian kebutuhan cabai pada puasa dan hari raya juga terjamin. Kalaupun terjadi kenaikan harga ketika puasa dan hari raya maksimal 20 persen sebab cabai selalu tersedia. Dan kenaikan harga hanya terjadi pada periode tertentu, misalnya H-10 hari raya.
Untuk cabai rawit merah, hampir seluruh wilayah di Jatim memasuki musim panen. Seperti Kediri, Blitar, Malang, Banyuwangi, Mojokerto dan wilayah lainnya. Sedangkan daerah yang sudah panen cabai besar di antaranya, Banyuwangi, Malang, Kediri, Lumajang dan Pasuruan. Sebagian wilayah itu juga ada yang panen cabai keriting.
"Bahkan memasuki musim kemarau, ada kenaikan produktivitas hingga 30 persen dari normal. Rata-rata produktivitas cabai rawit merah sebesar 12-14 ton per hektare, sedangkan cabai merah besar 15 ton per hektare," terangnya.
Terpisah, Ketua Dewan Hortikultura Nasional (DHN) Benny A. Kusbini meminta agar pemerintah lebih jeli sebelum memutuskan untuk membuka keran impor. Menurut ia, patokan yang dipakai tidak hanya harga, melainkan kondisi pertanian di mana akan memasuki musim panen. "Kami tidak ingin harga cabai petani jatuh karena masuknya impor," tegasnya. (res)
SURABAYA - Asosiasi Agrobisnis Cabai Indonesia (AACI) Jawa Timur menilai rencana pemerintah untuk membuka keran impor sejumlah komoditas termasuk
- Resmi Melantai di Bursa, MR. D.I.Y. Raih Dana Segar Rp 4,15 Triliun
- Vietjet Gandeng Xanh SM Mewujudkan Transportasi Hijau dan Pariwisata
- ASABRI Raih Predikat Informatif dalam KIP 2024
- Penyesuaian Tarif PPN 12% Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Rakyat
- Begini Cara KAI Logistik Dukung Kemandirian UMKM Difabel
- Rupiah Melemah Karena Penggeledahan di BI? Misbakhun Angkat Suara